Nasional

Datangi Crisis Center Sriwijaya SJ 182, Tangis Keluarga Pecah di Bandara Supadio

apahabar.com, PONTIANAK – Kesedihan mendalam dirasakan semua keluarga korban kecelakaan udara pesawat Sriwijaya Air SJ182, ketika…

Featured-Image
Raut wajah sedih menghiasi keluarga korban kecelakaan udara pesawat Sriwijaya Air yang menunggu di Bandara Supadio Pontianak. Foto-Detik

bakabar.com, PONTIANAK – Kesedihan mendalam dirasakan semua keluarga korban kecelakaan udara pesawat Sriwijaya Air SJ182, ketika mendatangi crisis center di Bandara Supadio Pontianak, Sabtu (9/1) malam.

Seperti dilansir Antara, Sriwijaya Air menyediakan crisis center di Gedung Serbaguna Graha Chandra Dista Wiradi. Hampir semua anggota keluarga meneteskan air mata.

Bahkan hingga pukul 21.00 WIB, rekan dan keluarga korban penumpang terus berdatangan. Sementara petugas keamanan dan Basarnas juga bersiaga.

Salah seorang keluarga, Yaman Zai, mengakui kehilangan istri dan tiga anak dalam musibah tersebut.

“Saya datang ke Bandara Supadio Pontianak untuk menjemput istri dan tiga anak saya. Mereka datang untuk menjenguk, setelah setahun saya bekerja di Pontianak,” ungkap Yaman sambil terisak.

“Saya terakhir kontak melalui ponsel, sebelum mereka masuk pesawat. Hingga sekarang saya belum mendapat informasi,” lirihnya.

Selain menyediakan crisis center, Sriwijaya Air juga memberikan fasilitas penginapan untuk anggota keluarga yang berasal dari luar Pontianak.

“Kami menyediakan fasilitas menginap di hotel di Kubu Raya atau yang terdekat dengan bandara,” papar Faisal Rahman, District Manager Sriwijaya Air Pontianak.

Kemudian untuk memudahkan komunikasi, mereka membuat grup percakapan di WhatsApp bersama keluarga para penumpang.

“Kami membuat grup WhatsApp agar mempermudah koordinasi dengan para keluarga korban,” ungkapnya.

Selain di bandara tujuan, Sriwijaya Air juga membuat posko di Terminal Kedatangan 2D Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta menuju Pontianak sempat hilang kontak sekitar pukul 14.40 WIB, sebelum dinyatakan jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Pesawat mengangkut 56 orang dengan rincian dewasa 46 orang, bayi 3 orang, dan anak-anak 7 orang, serta 2 pilot dan 4 kru kabin.



Komentar
Banner
Banner