bakabar.com, JAKARTA - Vice President Public Relation KAI Joni Martinus mengungkapkan, Dananjaya Erbening (32) merupakan seorang petugas langsir di salah satu stasiun di Jakarta. Sehari-hari Dananjaya bertugas memandu pergerakan kereta, gerbong, termasuk perpindahan lokomotif.
"Bertugas di bagian operasional sebagai petugas langsir di Stasiun Jakarta Kota," ujar Joni dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (15/8).
Menurut Joni, Dananjaya bekerja dengan baik dan tidak pernah berbuat masalah selama menjadi pegawai PT KAI. Ia juga merupakan tipe orang yang suka berbaur dan berinteraksi dengan teman seprofesinya.
"Dananjaya pembawaannya selalu berbaur dan berinteraksi dengan rekan-rekan kerja, dan tidak tertutup," terangnya.
Baca Juga: Tetangga: Terduga Teroris Dananjaya Rutin Terima Paket Setiap Hari
Sementara itu, Kepala Densus 88 AT Polri Kombes Aswin Siregar mengungkapkan Dananjaya Erbening (DE) merupakan pendukung dan simpatisan ekstremis Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
"Salah satu pendukung ISIS yang aktif melakukan propaganda di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook," papar Aswin.
Aswin menjelaskan, Dananjaya kerap membuat postingan di media sosial Facebook dengan berbahasa Arab dan Indonesia. Beberapa postingannya ditujukan kepada pimpinan ISIS Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi yang ditengarai berisikan teks pembaruan baiat.
Baca Juga: Warga Ungkap Mertua Tak Tahu jika Dananjaya Terlibat Jaringan Teroris
Selain itu, polisi juga mengetahui Dananjaya telah tergabung di grup media sosial Telegram bernama BEL4J4R PEDUL1 MUH4J1R. Grup itu diketahui sebagai grup khusus penggalangan dana.
"Dirinya juga merupakan admin dan pembuat beberapa channel Telegram 'Arsip Film Dokumenter dan Breaking News' yang merupakan channel update teror global yang di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia," paparnya.
Aswin membeberkan Dananjaya belajar dan terafiliasi dengan kelompok terorisme selama 13 tahun dan menjadi pengikut Mujahidin Indonesia Barat (MIB) dan ISIS serta bergabung ke kelompok teror MIB pimpinan WM sejak tahun 2010. Semua itu terjadi sebelum dirinya menjadi karyawan PT KAI.
Baca Juga: Densus 88 Sita 16 Pucuk Senpi Milik Terduga Teroris di Bekasi
“Pertama, dia bergabung dengan MIB di Bandung menjadi jemaah WM yang sudah ditangkap itu. Kemudian 2014 dia menyatakan baiat tunduk kepada amir ISIS. Kemudian 2016 baru terdaftar sebagai karyawan PT KAI,” ujarnya.
Selama kurun waktu itu Dananjaya aktif melakukan propaganda lewat media sosialnya dengan memposting imbauan atau ajakan melakukan aksi terorisme. Polisi juga menemukan bukti, DE merencanakan aksi amaliah atau penyerangan ke Mako Brimob dan Markas TNI.
“Sekitar tiga minggu ke belakang puncaknya bahwa yang bersangkutan terlihat giroh (hasrat)-nya semakin tinggi dengan menyebarkan ajakan atau imbauan untuk amaliah atau untuk melakukan aksi terorisme,” jelasnya.