Daddy Issue

Daddy Issue, Penyebab dan Dampaknya pada Perilaku Anak

Hubungan bermasalah dengan ayah, atau daddy issue bisa pengaruhi perkembangan emosi anak dan pola hubungan mereka di masa dewasa.

Featured-Image
Daddy Issue merupakan istilah yang mengacu pada permasalahan antara anak dan ayah. Foto: TatyanaGI/istock photo

bakabar.com, JAKARTA – Hubungan bermasalah dengan ayah, atau daddy issue, bisa pengaruhi perkembangan emosi anak dan pola hubungan mereka di masa dewasa.

Istilah "daddy issue" dapat digunakan untuk menstigmatisasi kebutuhan emosional atau hubungan masa kecil yang rumit berkaitan dengan figur ayah. 

"Daddy issues" adalah istilah informal yang merujuk pada masalah atau ketidakseimbangan psikologis yang dianggap terjadi pada seorang individu, khususnya perempuan, akibat hubungan yang bermasalah atau kurang memadai dengan ayah mereka pada masa lalu.

Pada kenyataannya, tidak hanya anak perempuan, siapa pun mungkin mengalami isu ini. Istilah ini dapat digunakan dalam berbagai konteks, termasuk dalam percakapan sehari-hari atau dalam psikologi.

Daddy Issue bisa terjadi baik terhadap anak perempuan atau anak laki-laki. Foto: TatyanaGI/istock photo
Daddy Issue bisa terjadi baik terhadap anak perempuan atau anak laki-laki. Foto: T Turovska/istock photo

Istilah "daddy issues" tidak digunakan secara resmi dalam konteks ilmiah atau diagnostik, dan dalam bidang psikologi, istilah ini tidak diakui sebagai diagnosis medis atau gangguan mental tertentu.

Baca Juga: Hati-hati, Memaksa Anak Berpengaruh Buruk pada Kesehatan Mentalnya

Namun, beberapa ahli dan terapis percaya bahwa hubungan yang bermasalah atau kurang memadai dengan orang tua, termasuk ayah, bisa mempengaruhi perkembangan emosi seseorang dan pola hubungan mereka di masa dewasa.

Melansir PsychCentral, istilah "masalah ayah" atau "daddy issues" seringkali dapat digunakan secara berlebihan atau stereotipikal, dan hal ini bisa meremehkan kompleksitas pengalaman emosional seseorang. Pengalaman emosional dan trauma yang diakibatkan oleh hubungan yang sulit dengan ayah atau pengasuh utama lainnya dapat mempengaruhi perkembangan emosional seseorang di masa dewasa.

Setiap individu memiliki pengalaman unik yang harus dipahami dan dihormati dengan cermat, bukan disederhanakan menjadi istilah umum.

Seorang anak yang mengalami isu ini biasanya akan mengalami beberapa faktor seperti masalah kepercayaan. Foto: prostock studio/istock photo
Seorang anak yang mengalami isu ini biasanya akan mengalami beberapa faktor seperti masalah kepercayaan. Foto: prostock studio/istock photo

Seseorang yang mengalami "daddy issues" mungkin menunjukkan beberapa ciri-ciri, seperti, masalah kepercayaan diri dan harga diri yang rendah, kesulitan dalam membina hubungan yang sehat dan mempercayai orang lain, pencarian konstan untuk perhatian dan pengakuan dari pria, memiliki standar tinggi atau tidak realistis terhadap figur ayah atau pria dalam kehidupan mereka dan memiliki pola hubungan yang berulang dengan pria yang tidak memadai atau menyebabkan masalah.

Baca Juga: Rekomendasi 4 Film dengan Tema Kesehatan Mental

Jika seseorang merasa memiliki "daddy issues" atau mengalami dampak emosional yang bermasalah akibat hubungan yang sulit atau kurang memadai dengan ayah mereka, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengatasi masalah tersebut:

Kesadaran Diri

Langkah pertama adalah menyadari dan mengakui adanya masalah. Memahami bagaimana hubungan masa lalu dengan ayah mempengaruhi perasaan dan perilaku saat ini adalah langkah awal yang penting.

Mencari Dukungan

Buka diri untuk berbicara dengan seseorang yang dapat dipercaya, seperti teman dekat, keluarga, atau terapis. Berbicara tentang perasaan dan pengalaman dapat membantu meredakan beban emosional dan memberikan perspektif yang berharga.

Terapi

Pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang profesional terapis atau konselor yang berpengalaman dalam masalah hubungan dan emosi. Terapi dapat membantu menggali akar masalah dan membantu mengatasi dampaknya.

Berlatih self-care

Fokus pada perawatan diri, baik secara fisik maupun mental. Lakukan aktivitas yang menyenangkan, olahraga, meditasi, atau yoga untuk membantu mengelola stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional.

Tetap Terbuka pada Hubungan Sehat

Hindari pola hubungan yang berulang dengan pria yang tidak memadai atau tidak sehat. Tetap terbuka pada hubungan yang sehat, saling mendukung, dan saling menghormati.

Ambil Langkah Kecil

Ubah pikiran dan tindakan negatif menjadi langkah-langkah positif dan bertahap untuk memperbaiki hubungan dengan ayah atau dengan orang tua lainnya.

Jangan Ragu untuk Mencari Bantuan Profesional

Jika memungkinkan, melibatkan ayah atau anggota keluarga lainnya dalam terapi keluarga untuk membantu memahami perspektif dan memperbaiki hubungan.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua anak perempuan atau laki-laki yang memiliki hubungan yang rumit dengan ayah mereka akan mengalami "daddy issues," dan setiap individu adalah unik dengan pengalaman dan konteks hidup mereka sendiri.

Jika seseorang merasa bahwa mereka mengalami kesulitan emosional atau hubungan yang berulang, penting untuk mencari dukungan dari seorang profesional terlatih, seperti seorang psikolog atau terapis, untuk membantu mengatasi masalah dan mencari cara untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional.

Editor
Komentar
Banner
Banner