Megaproyek IKN

Jokowi Curhat Sulitnya Membangun IKN: Indonesia Perlu Tiru Guyana

Jokowi pun menyinggung sistem manajemen dan tata kelola Guyana, salah satu negara di Amerika Selatan yang berhasil menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi ter

Featured-Image
Jokowi saat berada di IKN, Kalimantan Timur, Kamis (2/11). Foto: Dok. Sekretariat Presiden

bakabar.com, BALIKPAPAN - Presiden Joko Widodo menumpahkan curahan hatinya (curhat) bahwa pemerintah tak bisa membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) secara mandiri. Oleh karena itu, presiden mengajak semua pihak untuk ikut serta mendukung pembangunan IKN.

"Pemerintah tidak bisa sendiri. Butuh peran semua dari kita. Butuh kontribusi semua dari kita, termasuk utamanya para pengusaha, para investor, para CEO, dan Bapak Ibu semuanya yang hadir di sini," kata Jokowi, Jumat (3/11).

Baca Juga: Groundbreaking BI di IKN, Pembangunan Berlangsung 3 Tahap

Jokowi pun menyinggung sistem manajemen dan tata kelola Guyana, salah satu negara di Amerika Selatan yang berhasil menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat.

Jokowi menyebut peningkatan perekonomian Guyana dihasilkan dari kolaborasi antara pemerintah dengan sektor swasta.

Baca Juga: Groundbreaking BI di IKN, Pembangunan Berlangsung 3 Tahap

"Digarap oleh swasta bukan oleh BUMN tetapi difasilitasi, diatur oleh pemerintah. Itu yang benar," katanya.

"Di sini itu juga kadang-kadang swasta pengin mengatur, yang tertawa itu sudah pasti sudah pernah mengatur. Enggak, yang benar itu silakan garap swasta, tapi pemerintah memfasilitasi dan mengatur," lanjutnya.

Baca Juga: Megaproyek IKN Kantongi Investasi Rp45 Triliun hingga Desember

Total anggaran pembangunan IKN mencapai USD33 miliar sehingga tak mungkin ditanggung oleh pemerintah sendiri. Dia pun menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta.

"Kemarin kita rancang 20 persen itu dari anggaran APBN yang 80 persen itu dari PPP atau private sector," ujar mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Baca Juga: Kantor BI Groundbreaking di IKN, Jokowi Makin Pede

Hingga saat ini banyak investor asing yang tertarik untuk berinvestasi di kawasan IKN. Karena itu, saat ini pemerintah masih memprioritaskan investor dalam negeri.

"Misalnya dari Singapura kemarin 130 investor datang melihat Nusantara. Banyak yang berminat, yang sudah letter of interest berapa total? 320. Banyak, tapi kita berikan terlebih dahulu kepada investor-investor dalam negeri," jelasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner