bakabar.com, JAKARTA – Jagat maya tengah dihebohkan dengan rumor konser Coldplay perdana di Indonesia. Kabarnya, band asal Inggris itu bakal manggung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada November 2023.
Kabar burung itu bermula dari beredarnya daftar pemesanan SUGBK selama hampir dua minggu untuk artis internasional. Meski belum diketahui, banyak yang berspekulasi bahwa stadion akan digunakan untuk konser Coldplay.
Penggemar musik mengaitkan tanggal pemakaian stadion dengan jadwal tur dunia Coldplay yang bertajuk Music of the Spheres. Komentar dari sejumlah pelaku industri musik Tanah Air pun memperkuat spekulasi warganet akan kehadiran Chris Martin cs.
Sebut saja, pengamat musik Adib Hidayat, yang memprediksi kehadiran band ternama pada 6 April 2023. “Band besar yang tengah tur dunia itu akan mampir juga ke Jakarta akhir tahun ini,” demikian cuitnya.
Musisi Armand Maulana juga meyakini bahwa Coldplay bakal menggelar konser di Jakarta. Ini terlihat dari komentarnya di salah satu akun Instagram yang membahas teori kedatangan band asal Inggris tersebut.
Belum Pernah Sambangi Indonesia
Coldplay sendiri memang akan menggelar tur dunia bertajuk Music of The Spheres. Hingga kini, Chris Martin cs baru mengumumkan jadwal konser di kawasan Eropa, yang direncanakan berakhir pada 19 Juli 2023.
Setelah itu, Coldplay diyakini akan mengumumkan jadwal turnya di Amerika Utara, Australia, dan Asia. Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, dalam lawatannya ke Asia Tenggara, band tersebut mentok sampai Singapura.
Coldplay tak pernah melanjutkan perjalanan turnya ke Indonesia. Padahal, banyak fans garis keras di negeri ini yang menantikan kedatangan Chris Martin dan kawan-kawan.
Lantas, apa yang sebenarnya membuat Coldplay enggan manggung di Indonesia?
Minim Pelestarian Lingkungan
Rupanya, alasan yang membuat Coldplay melewatkan tur di Indonesia adalah karena negeri ini masih memiliki kesadaran yang minim akan pelestarian lingkungan. Sementara, band itu sangat peduli soal lingkungan.
Komitmen yang demikian sebagaimana diungkapkan langsung oleh sang vokalis, Chris Martin. Coldplay ingin menggelar konser tanpa adanya penggunaan plastik sekali pakai dan sebagian besar bertenaga surya.
“Bagaimana kita bisa mengubahnya (konser) agar tidak terlalu banyak mengambil (merugikan), tapi justru menjadi banyak memberi (bermanfaat bagi lingkungan),” ungkap Chris dalam sebuah wawancara bersama BBC, dikutip Minggu (9/4).
Bukan hanya Indonesia, Coldplay juga pernah menunda tur di negara tertentu lantaran khawatir soal dampak lingkungan dari konsernya. Sebagai contoh, penundaan itu terjadi saat album baru mereka, Everyday Life, dirilis pada November 2019 lalu.
Kala itu, Coldplay hanya ingin konser di dua negara, termasuk Yordania. Mereka berdalih, “Ingin memilih suatu tempat di antah berantah di mana biasanya tidak bisa bermain.”
Sempat ‘Mengajak’ Jokowi
Komitmen Coldplay akan pelestarian lingkungan memang tak main-main. Pada 2021 saja, band itu sempat ‘mengajak’ Presiden Joko Widodo untuk turut serta dalam kampanye mengenai isu lingkungan.
Dalam cuitan tersebut, Coldplay mengajak orang nomor satu di Indonesia untuk terlibat dalam kampanye Global Citizen Live yang digalakkan Ban Ki-moon Centre. Ini adalah sebuah organisasi internasional tentang permasalahan global yang bermarkas di Wina, Austria.
"@Jokowi, maukah Anda bergabung dengan @bankinmooncentre dan koalisi dari penggiat iklim di Indonesia pada Global Citizen Live untuk membuat komitmen (menjaga) planet? Anda memimpin, maka yang lain akan mengikuti," tulis Coldplay.