bakabar.com, MARABAHAN – Puluhan tahun dibiarkan tanpa manfaat, kondisi bekas Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Tamban, Barito Kuala, sudah cocok dijadikan lokasi syuting film horor.
Bangunan di lahan seluas 6 hektare tersebut tak lagi dimanfaatkan sejak 2007, atau setelah RSJ direlokasi Pemprov Kalimantan Selatan ke Sambang Lihum di Jalan Gubernur Syarkawi.
Diketahui RSJ di Tamban dibangun sejak 1951 dengan nama Koloni Orang Sakit Jiwa (KOSJ). Kemudian berubah status menjadi RSJ mulai 1967 dan dibawahi RSJ Banjarmasin.
RSJ Tamban sempat menjadi aset Pemkab Barito Kuala sejak 2000, sebelum diambilalih Pemprov Kalsel mulai 2001 dan berubah menjadi RSJ bertipe B.
Pembangunan infrastruktur RSJ Tamban pun cukup pesat. Bisa dilihat dari keberadaan gedung utama, dapur, ruang perawatan, administrasi, musala, gudang, lapangan voli, pelabuhan dan aula pertemuan.
Akhirnya setelah RSJ sepenuhnya direlokasi ke Sambang Lihum, bangunan di Desa Tamban Bangun RT 01 Kilometer 4 Tamban itu menjadi tak terurus.
Sebenarnya di pertengahan Juli 2020, sempat tercetus wacana menjadikan bekas RSJ Tamban menjadi panti rehabilitasi eks psikotik oleh Dinas Sosial Kalsel.
Dengan demikian, bekas pasien RSJ Sambang Lihum yang belum bisa diterima keluarga, akan dibina dan diberi keterampilan maupun pengetahuan keagamaan di panti rehabilitasi eks psikotik.
Namun sampai sekarang, rencana mengubah status eks RSJ Tamban menjadi panti rehabilitasi eks psikotik, tidak memperlihatkan perkembangan.
Akibatnya lokasi sekitar eks RSJ Tamban menjadi terkesan angker. Selain ditumbuhi berbagai jenis tanaman, sebagian besar ruangan mulai lapuk.
Dimanfaatkan Kembali
Oleh karena tersembunyi, dikhawatirkan ruangan eks RSJ dijadikan tempat aksi kriminalitas. Terlebih sejumlah ruangan telah menjadi korban aksi vandalisme.
“Kami berharap bangunan bisa dimanfaatkan kembali. Kami sebagai warga sekitar, tak ingin disalahkan kalau terjadi hal-hal negatif atau kerusakan bangunan,” papar salah seorang warga.
Padahal semasa masih beroperasi, warga sekitar pun merasakaan manfaat dari RSJ Tamban. Selain kawasan tak menjadi angker, beberapa warga mendapatkan pekerjaan.
“Dulu RSJ Tamban sering dikunjungi tamu dari berbagai daerah dan pejabat pemerintah. Beberapa warga juga mendapat pekerjaan,” kenang Bidi, warga yang sudah menetap puluhan tahun di sekitar eks RSJ Tamban.
Bahkan setelah beberapa tahun setelah tak digunakan dan mulai banyak kerusakan, aula eks RSJ dijadikan tempat berbagai aktivitas. Mulai dari tempat bermain bulutangkis dan sunatan massal.
“Selain untuk olahraga, sebenarnya gedung ini bisa dijadikan alternatif berbagai acara, seperti rapat, resepsi perkawinan, seminar dan pelatihan,” sahut warga bernama Rahman.