Megaproyek IKN

China-Malaysia Siap Ikut Seleksi Bangun Hunian di IKN

Badan Otorita IKN mencatat potensi investasi asing terbesar yang masuk ke IKN adalah Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Featured-Image
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN, Agung Wicaksono. Tangkapan Layar: apahabar.com/Ayyubi

bakabar.com, JAKARTA - Badan Otorita IKN mencatat potensi investasi asing terbesar yang masuk ke IKN adalah Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Salah satunya adalah hunian terdapat 9 inisiator, 2 di antaranya dari asing yakni China dan Malaysia.

Deputi Investasi dan Pendanaan Otorita Ibu Kota Negara (OIKN) Nusantara Agung Wicaksono mengatakan perusahaan dari China memiliki minat tinggi untuk membangun hunian ASN di IKN mencapai 60 tower. Meski hanya dari satu perusahaan yakni CITIC Construction.

"Kemudian dari Malaysia, ada dua perusahaan," katanya dalam media briefing OIKN, Jumat (29/12).

Baca Juga: 15 Proyek akan Groundbreaking di IKN Awal Tahun 2024, Ini Daftarnya

Adapun dua perusahaan dari Malaysia itu di antaranya Maxim dengan 10 tower hunian ASN dan IJM Corporation yang mencapai hingga 20 tower hunian ASN.

Dia mengungkapkan perusahaan yang berasal dari China itu sudah menyelesaikan feasibility study (FS) atau studi kelayakannya.

Adapun bila sudah melewati tahap evaluasi. Barulah perusahaan tersebut bisa lanjut ke tahap berikutnya, yakni tahap fasilitas pengembangan proyek, lalu baru masuk ke fase lelang.

"Evaluasi itu menentukan apakah studi kelayakan ini bisa lanjut dalam proses tender," terang dia.

Baca Juga: OIKN Tepis Tudingan Mahfud MD soal Belum Ada Investor di IKN

Namun dia tidak merinci kapan tahap evaluasi itu selesai. Sebab, tahapan tersebut sepenuhnya dipegang oleh konsultan independen.

"Untuk Tiongkok karena baru selesai FS dan sedang evaluasi tentu kita belum bisa buka karena ini dari konsultan independen," jelas dia.

Adapun, proses studi kelayakan hunian milik perusahaan Tiongkok itu paling cepat selesai, dan tengah di evaluasi. Lantaran sudah dimulai sejak tahun 2022.

Sementara, perusahaan dari Malaysia masih dalam tahap feasibility study yang targetnya bisa selesai pada akhir tahun 2023.

Baca Juga: Jokowi: 30 Investor Mengantre di IKN Total Rp 41 Triliun!

Kata dia, jika hingga akhir tahun ini masih juga belum selesai, perusahaan tersebut akan diberikan waktu paling lama 3 bulan.

"Kalau Malaysia masih dalam tahap FS targetnya akhir tahun ini, kalau tidak ada perpanjangan bisa 2-3 bulan," ujar dia.

Penting untuk tahu, 6 perusahaan lainnya yang berasal dari dalam negeri di antaranya adalah Summarecon dengan 6 tower ASN, dan Trinitiland dengan 8 tower ASN.

Lalu ada juga yang berencana untuk membangun townhouse, seperti PT Nindya Karta dengan 8 rumah tapak dan Intiland dengan 109 rumah tapak.

Baca Juga: Warga Salah Sebut Nama IKN, Jokowi Tak Kuat Tahan Tawa

Sementara Ciputra berencana membangun 10 tower, dan 20 rumah tapak. Ada juga Rockfields. Namun kedua perushaan itu masuk dalam tahap studi kelayakan.

Jika ditotal secara menyeluruh, Agung menghitung investasi melalui proses KPBU untuk pembangunan hunian dan rumah tapak itu mencapai Rp55 triliun.

"Jadi ketika nanti seleksi selesai dan sudah di groundbreaking paling tidak Rp55 triliun ini mulai terwujud," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner