Nasional

Cerita Suriadi, 30 Tahun Bertahan Hidup dengan Jualan Sapu Lidi

Pria tua nampak bersahaja. Sambil terbungkuk, ia menggendong sapu lidi jualannya.

Featured-Image
Sapu lidi jualan Suriadi. Foto-apahabar.com/Hasan

bakabar.com, BANJARBARU - Seorang pria tua tampak terbungkuk, menggendong sapu lidi jualannya di kawasan Banjarbaru, Kalsel. Lansia itu bernama Suriadi (62 tahun), kelahiran Sragen, Jawa Tengah. Ia sudah menetap di Kalsel sejak 50 tahun lalu. 

Suriadi tinggal bersama istrinya di rumahnya di Mentaos, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Rumah itu adalah bantuan dari keluarganya.

Setiap harinya, Suriadi menjajakan sapu lidi sejak pagi hingga petang. Dalam sehari, Suriadi bisa menempuh jarak 5 sampai 10 kilometer berjalan kaki.

"Kalau tanggal tua, paling laku 5 sampai 10 ikat sapu lidi. Tapi jika tanggal muda, bisa sampai 20 ikat sapu yang laku," kata pria tua itu.

Sapu lidi jualannya dihargai 20 ribu rupiah per ikat. Sapu lidi yang ia jual juga bukan hasil olahannya sendiri, tapi juga membeli dari orang lain.

"Saya beli 15 ribu rupiah, dan dijual 20 ribu rupiah. Jadi satu ikat saya dapat untung 5 ribu rupiah saja," tuturnya.

Suriadi menuturkan, Ramadan menjadi bulan berkah baginya. Sapu jualannya lebih banyak laku di bulan tersebut.

Meski hanya menjadi penjual sapu lidi, Suriadi merasa bersyukur. Menurutnya, keliling berkilo-kilo meter dengan berjualan lebih mulia ketimbang meminta-minta.

Editor


Komentar
Banner
Banner