Cek Fakta

[CEK FAKTA] Tanaman Kenikir Bisa Membunuh Sel Kanker

Belakangan, tersiar kabar bahwa tanaman kenikir menjadi salah satu opsi yang mampu membunuh sel kanker.

Featured-Image
Tanaman kenikir diklaim bisa membunuh sel kanker (Foto: Alodokter)

bakabar.com, JAKARTA – Ada berbagai alternatif pengobatan yang bisa diupayakan untuk menyembuhkan kanker. Belakangan, tersiar kabar bahwa tanaman kenikir menjadi salah satu opsi yang mampu membunuh sel kanker.

Kabar yang demikian sebagaimana tersebar melalui pesan berantai di WhatsApp. Informasi itu mengeklaim bahwa artemisinin dapat membunuh 98 persen sel kanker dalam kurun 16 jam. Di Indonesia sendiri, katanya, tanaman tersebut dikenal sebagai kenikir.

Informasi serupa, ternyata, juga sempat menggema di Facebook pada 2018 lalu. Adalah Tips Bunda Ara, akun yang mengunggah klaim soal efektivitas tanaman kenikir dalam membunuh sel kanker.

Unggahan di Facebook yang mengeklaim khasiat kenikir
Unggahan di Facebook yang mengeklaim khasiat kenikir

Akun tersebut bahkan mencatut penelitian Henry Lai serta Narendra Singh dari University of Washington. “Hasil penelitian mereka telah membuktikan bahwa sel kanker akan mengalami APOPTOSIS (Hancur Dengan Sendirinya),” demikian sepenggal keterangan unggahan itu.

Tak cuma membunuh sel kanker, unggahan itu juga mengeklaim bahwa tanaman kenikir dapat mengobati maag ataupun lemah lambung, lemah jantung, gondok, payudara bengkak, bahkan menjadi obat cuci darah.

Lantas, benarkah klaim yang demikian?

Penelusuran Fakta

Berdasarkan penelusuran bakabar.com, tanaman kenikir sendiri tidak sama dengan artemisinin. Keduanya memang memiliki penampakan daun yang mirip, tetapi merupakan jenis tanaman yang berbeda.

Artemisinin  adalah kandungan dari tanaman bernama latin artemisia annua. Dalam Bahasa Indonesia, tanaman ini lebih dikenal dengan nama ganjo lalai. Sedangkan, kenikir merupakan tanaman bernama latin cosmos caudatus.

Adapun penelitian Henry Lai dan Narendra Singh yang disebut dalam klaim, sebenarnya tidak menguji coba khasiat artemisinin pada manusia. Studi yang dimuat dalam jurnal Life Sciences (2001) itu melakukan penelitian pada hewan.

Penelitian Lai dan Singh memang bermula dengan mempelajari khasiat artemisinin pada sel kanker payudara dan sel payudara normal. Ini berikatan dengan reseptor transferin guna mengangkut zat besi ke dalam sel, dihidroartemisinin, dan kombinasi kedua senyawa tersebut.

Hasilnya, artemisinin pada sel payudara normal tidak menunjukkan efek signifikan. Namun pada sel kanker, campuran zat besi dan artemisinin membuatnya hancur hingga 75 persen dalam delapan jam, dan hampir musnah dalam 16 jam.

Penelitian Lai dan Singh pun berkembang dengan melakukan uji coba pada seekor anjing yang mengidap kanker tulang. Hasilnya, hewan yang semula sama sekali tak bisa berjalan itu, dalam kurun lima hari dapat beraktivitas kembali layaknya sebelum terjangkit penyakit.

Lai lantas berhipotesis bahwa artemisinin juga bisa membunuh sel kanker pada manusia. “Sel kanker membutuhkan banyak zat besi guna mereplikasi DNA ketika membelah. Akibatnya, sel kanker memiliki konsentrasi zat besi yang jauh lebih tinggi daripada sel normal,” tulisnya.

Sedangkan, klaim yang menyatakan daun kenikir bisa mengobati berbagai penyakit memang pernah diteliti oleh Cheng dkk dalam Potential medicinal benefits of Cosmos caudatus (Ulam Raja): A scoping review (2015).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenikir berpotensi menjaga kesehatan jantung, mengatur gula darah, menurunkan tekanan darah, memperlancar pencernaan, mengurangi mual, serta meningkatkan imunitas tubuh. Hal ini dikarenakan daun kenikir memiliki kandungan fenol yang cukup tinggi.

Kesimpulan: Klaim yang menyebut daun kenikir bisa membunuh sel kanker adalah keliru. Kandungan yang berpotensi memiliki khasiat tersebut adalah artemisinin, bukan tanaman kenikir. 

Sementara, klaim yang menyebut daun kenikir bisa menyembuhkan penyakit lain selain kanker pernah dibahas dalam penelitian ilmiah. Tetapi, klaim ini masih sebatas penelitian pada hewan. Butuh studi lebih lanjut untuk memastikan efeknya pada manusia.

Editor


Komentar
Banner
Banner