bakabar.com, JAKARTA - Speedometer pada sepeda motor sebagai alat pengukur kecepatan di kendaraan disebut sengaja dibuat tidak akurat.
Speedometer tidak akurat diduga karena demi melindungi pengguna kendaraan agar tidak 'mengebut' saat mengendarai di jalan.
Menanggapi hal itu, pengamat otomotif, Jusri Pulubuhu yang meluruskan persepsi tersebut. Menurutnya, hal semacam itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
"Itu bukan dengan alasan keamanan, tapi batas toleransi," ujar Jusri Pulubuhu saat dihubungi bakabar.com, Selasa (23/5).
Baca Juga: Knalpot Ngebul di Motor 4-Tak, Selalu Perhatikan Komponen Penting Ini
"Tapi tidak dipersepsi sengaja dibuat untuk alasan keamanan. Jangan sampai salah pemahamannya," lanjutnya.
Lebih jauh, adanya international agreement mengatur tentang batas toleransi 10% itu bagi speedometer adalah untuk mengatur batas akurasi, agar tidak 'sembrono' dalam pemakaiannya.
Misalnya, ada pengguna kendaraan yang mengubah ukuran velg ataupun bannya menjadi tidak standar. Hal itulah yang membuat speedometer tidak lagi akurat.
"Dengan kata lain, selisih perbedaan itu tidak boleh kurang atau lebih dari 10% dari kecepatan aslinya," ungkapnya.
Baca Juga: Jangan Diabaikan, Cara Atasi Knalpot Motor 4-Tak Keluarkan Asap Ngebul
Selain itu, ia menyatakan akurasi dari speedometer merupakan hal yang penting.
Masing-masing pengguna kendaraan menjadi lebih bertanggung jawab, atas komponen kendaraan maupun kecepatan kendaraannya.
"Penting, keakurasian itu penting. Dengan mendekati toleransi 10% itu, kita bisa menghitung jarak tempuh," pungkasnya.
Baca Juga: Lawan Tren Motor Listrik, 4 Pabrikan Jepang Kolaborasi Motor Hidrogen
Misalnya, dari sisi ekonomis seperti umur komponen kendaraan, konsumsi bahan bakar. Keduanya diukur oleh jarak tempuh yang berbasis kepada alat speedometer.
Lalu dari aspek keamanan akan berkaitan dengan kecepatan. Ketika pengguna mengganti dimensi ban, maka otomatis speedometer akan menjadi tidak akurat.
