Lantas, bagaimana dengan Kalsel? Setelah Banjarbaru, kini beredar kabar jika Covid-19 varian Delta sudah merambah Banjarmasin. Sumber terpercaya media ini mengonfirmasi dua kasus.
Covid-19 Varian Delta Menguatirkan, Pakar ULM: Tarik Rem Darurat!
Lantas, benarkah demikian?
Namun Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin Machli Riyadi, saat dikonfirmasi bakabar.com, menampik hal tersebut.
"Berdasar hasil pemeriksaan PCR yang ada di Laboratorium RSUD Sultan Suriansyah, baik varian baru delta maupun delta + belum kita temukan,” ujarnya, Selasa (29/6).
Meski begitu, Machli tak menampik jika karakteristik varian baru ini bisa sepuluh kali lebih ganas daripada Covid-19 yang ada saat ini.
Penderita corona varian delta, lanjut dia, akan memiliki gejala penyakit yang agak berbeda dari penderita umumnya.
Jika pada umumnya masyarakat yang terpapar mengalami sakit tenggorokan dan sesak nafas, varian delta diketahui bisa menimbulkan gejala sakit kepala.
Varian Delta Mengancam, Banjarmasin Mau Buka Sejumlah Tempat Wisata
Karenanya, ia pun meminta agar masyarakat tidak lengah dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Mungkin saja ada. Tapi sekali lagi, belum kita temukan di Banjarmasin,” imbuhnya.
Lantas, adakah penanganan khusus? Machli bilang tidak ada.
“Penanganannya sama saja. Tapi kita tekankan, bahwa mencegah itu lebih baik dan lebih murah daripada mengobati. Termasuk menjalani vaksinasi yang bertujuan membentuk kekebalan tubuh atau herd immunity di lingkungan masyarakat,” tuntasnya.
Diwartakan sebelumnya, Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Hidayatullah Muttaqin menyebut jika varian Delta memiliki daya transmisi virus 30 sampai 100 persen lebih tinggi. Dua kali lebih besar risikonya untuk dirawat di rumah sakit dibanding varian Alpha dari Inggris (B.1.1.7).
Menurutnya, kunci menghentikan proses reflikasi Covid-19 di wilayah yang sedang meledak dengan menghentikan sementara mobilitas penduduk, testing dan tracing secepat dan sebanyak-banyaknya.
Sementara daerah yang masih rendah tingkat penularannya juga harus mengendalikan mobilitas penduduk dengan menurunkan tensi kegiatan ekonomi dan penerapan protokol kesehatan dengan ketat.
Lebih jauh, dirinya menganjurkan pemerintah kembali memberlakukan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.
"Pemerintah harus sigap mengambil strategi mitigasi penularan yang lebih besar. Perlunya menerapkan PSBB secara total di pulau Jawa dan pembatasan ketat di luar Jawa," harapnya, belum lama tadi.
Pada saat bersamaan proses vaksinasi juga harus terus dipercepat untuk mewujudkan kekebalan komunal di tengah masyarakat.
Delta Plus Invasi Kaltim-Kalteng, Pembatasan di Kalsel Baru Sebatas Mikro