LIFESTYLE

Candu Media Sosial, Bukti Mental yang Kesepian?

Media sosial telah lama dijadikan sebagai alat untuk berinteraksi dengan kerabat jauh.

Featured-Image
Ilustrasi candu Media Sosial. Foto: Ghirah.

bakabar.com, JAKARTA – Media sosial telah lama dijadikan sebagai alat untuk berinteraksi dengan kerabat jauh. Saat ini, penggunaan medsos semakin masif karena tidak hanya sebagai alat berkomunikasi, melainkan juga dipakai sebagai sumber informasi.

Penggunaan medsos terus mengalami pertumbuhan setiap tahunya. Berdasarkan data We Are Social, penggunanya telah mencakup 62,5 persen dari total populasi dunia per tahun 2022. Artinya sebanyak 4,95 miliar masyarakat dunia merupakan pengguna medsos.

Penelitian itu juga merilis rata-rata orang menghabiskan waktu main medsos mencapai 6 jam 58 menit per harinya pada tahun 2022. Angka tersebut bertumbuh 4 menit dari tahun sebelumnya.

Bahkan, dalam studi yang dipublikasikan oleh Journal of Social and Personal Relationships mengemukakan bahwa generasi muda saat ini sangat jarang melakukan interaksi tatap muka, tidak sampai 1 jam per hari aktivitas tersebut dilakukan.

Di sisi lain, adiksi terhadap media sosial dapat menimbulkan sejumlah permasalahan. Ketergantungan terhadap media sosial diketahui dapat menimbulkan persanaan kesepian.

Dalam studi yang sama, memaparkan bahwa banyak generasi muda saat ini mengalami rasa kesepian dan isolasi akibat ketergantungan terhadap media sosial.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh The Cigna Health Insurance Company, ketergantungan media sosial dapat memperburuk mental sesesorang yang tengah mengalami kesepian.

Walaupun dampak yang ditimbulkan oleh sosial media terhadap seseorang bergantung dari tujuan dari penggunaannya. Jika seseorang menggunakan sosial media sebagai alat komunikasi secara menyeluruh yang artinya jarang sekali interaksi tatap muka, maka peresaan kesepian yang dialaminya akan semakin buruh.

Sosial media sendiri dapat menimbulkan ilusi dari perasaan memiliki dan terhubung. Hal itu karena interaksi secara online sangat sulit untuk memahami emosi yang dialami oleh penerima pesan. Kurangnya kedekatan secara fisik dan pemahaman emosi yang rendah membuat suatu hubungan justru terasa dangkal atau kurang intimasi.

Untuk itu dengan ketergantungan terhadap media sosial seseorang akan semakin merasa sendiri dan terisolasi. Interaksi secara langsung atau tatap muka sangat penting dilakukan.

Meningkatkan interaksi secara tatap muka dan perlahan mengurangi ketergantungan terhadap media sosial dapat membantu dalam mengurangi perasaan kesepian.

Bersamaan dengan meningkatkan akitivitas fisik seperti olahrag secara rutin dapat semakin membantu sesorang untuk mengurangi perasaan kesepian bahkan stress hingga depresi.

Editor


Komentar
Banner
Banner