bunuh diri

Presenter BBC Ceritakan Ayah Kandung Bunuh Diri Tepat di Hari Pernikahannya

Presenter BBC Evan Davis mengakui, ayahnya kesepian setelah istrinya dirawat di panti jompo dan berniat bunuh diri sejak tahun lalu.

Featured-Image
Penyiar BBC Evan Davis kisahkan ayahnya bunuh diri saat dia menikah. Sumber: The Times

bakabar.com, JAKARTA - Presenter BBC Evan Davis mengakui ayahnya kesepian setelah istrinya dirawat di panti jompo dan berniat  kandungnya bunuh diri sejak tahun lalu. 

Sejatinya, pernikahan adalah hari bahagia yang akan menjadi kenangan indah seumur hidup. Tapi tak semua pengantin seberuntung itu. Presenter BBC, Evan Davis mungkin salah satu pengantin yang mengalami kisah getir tepat di hari pernikahannya.

Kepada Sunday Times (23/7), Evan Davis mengatakan sudah mendapat persetujuan dari keluarganya untuk menceritakan kisah ini.

Hari itu, Juli tahun lalu, hanya beberapa menit sebelum ia mengucapkan janji pernikahan di altar dia mendapat kabar bahwa Quintin, ayahnya yang sakit parah memutuskan mengakhiri hidup. Evan menceritakan pada Sunday Times, ayahnya telah meninggalkan catatan dengan menuliskan 'sistemnya telah dimatikan' dan dia 'tidak punya pilihan lain.'

Beberapa menit sebelum pembacaan ikrar pernikahan, Evan pembaca acara Radio 4 dan acara televisi Dragon's Den menerima kabar dari abangnya yang juga menghadiri resepsi pernikahannya, tentang ayah mereka yang dikabarkan meninggal dunia. Ia juga diceritakan bahwa sang ayah melakukan bunuh diri.

Baca Juga: Marak Insiden Bunuh Diri, Bagaimana Cara Menyelamatkan Mereka?

Namun dua saudara laki-laki Davis, Roland dan Beric, mendorong Davis untuk melanjutkan pernikahan hari itu. Davis memutuskan berbicara pada para tamu.

"Kami baru saja mendapat kabar. Ayah saya meninggal. Tapi saya tidak ingin Anda khawatir. Ayah saya sudah sangat tua, dan mungkin ini memang waktunya," ujarnya, seperti dia sampaikan pada Sunday Times.

"Sebenarnya tidak ada yang bisa kita lakukan. Jadi saya akan mengusulkan agar kita melanjutkan acara ini," ujarnya menambahkan.

Pembawa acara lalu menyampaikan hal tersebut kepada seluruh tamu, menyampaikan bahwa Quintin, ayah Evan Davis baru saja meninggal dunia. Hari bahagia itu seketika berubah menjadi hari yang hening dan penuh suasana sedih dan haru. Namun Evan dan kakaknya memutuskan tidak memberi tahu para tamu bahwa kematiannya ayahnya adalah tindakan bunuh diri.

Evan Davis menikah dengan Guillaume Baltz setelah menjalin hubungan cukup lama. Ia bertemu dengan Baltz di tahun 2012 dalam sebuah kegiatan. Meskipun ini adalah hubungan sesama jenis, namun Quintin sangat mendukung hubungan putranya. Ia bahkan juga sempat menyampaikanr rekaman bagaimana ia "bangga dan penuh kasih" pada kesempatan itu.

Pernikahan Evan Davis dan Guillaume Baltz dilakukan di London dengan jumlah tamu yang sangat terbatas. Hari itu, Davis tampak tegar. Namun esoknya, ketika teman-teman kantornya menanyakan kabar tentang pernikahannya, Davis mengaku menjawab bahwa dia menangis.

Baca Juga: Marak Insiden Bunuh Diri, Bagaimana Cara Menyelamatkan Mereka?

Sudah Niat Setahun Sebelumnya

Kepada jurnalis Sunday Times, Decca Aitkenhead, Davis mengatakan ayahnya tersebut sempat mengirimkan surat elektronik kepada Davis dan dua saudara laki-lakinya tahun lalu. Isinya memberitahu ketiga anaknya tentang rencana bunuh dirinya.

Davis mengaku tak pernah paham, mengapa ayahnya melakukan itu di saat hari pernikahannya. "Kita semua mengira-ngira, apa yang ada di isi kepalanya saat itu. Tidak ada hari yang baik, bukan? Dan saya masih percaya, dia tidak melakukannya untuk merusak hari saya," ujarnya.

Menurut keterangan keluarga, mereka menemukan beberapa catatan di samping tubuh Quintin. Satu catatan ia tulis untuk istrinya, yang dirawat di panti jompo karena demensia, dan tiga catatan lain adalah untuk anak-anaknya.

"Kepada seluruh keluarga saya, saya sangat menyesal,sangat, sangat menyesal, telah mengungkapkan ini pada Anda. Tapi ini adalah hasil terbaik. Sistem hidup saya telah ditutup dan saya berada di ambang gangguan mental, yaitu saya menjadi gila dan secara fisik hancur berantakan. Saya benar-benar tidak punya alternatif. Terima kasih semua telah menjadi keluarga yang luar biasa," demikian isi pesan tersebut.

Baca Juga: Kapolri Diminta Sediakan Psikolog Antisipasi Potensi Bunuh Diri

Quintin secara terpisah meninggalkan catatan yang menunjukkan bahwa dia tidak ada yang campur tangan dalam keputusannya untuk mengakhiri hidup. Dia juga menjelaskan bahwa tindakan ini ia ambil untuk mempertahankan otonomi atas hidupnya.

Quintin meninggalkan satu tas berisi baju baru untuk istrinya, untuk mengganti baju lama di panti jompo. Ia juga meninggalkan sejumlah uang tunai untuk membayar gaji mingguan tukang kebunnya.

Orang tua Evan Davis berasal dari Afrika Selatan. Mereka datang ke Inggris setelah bertemu di kampus hingga akhirnya menikah dan hidup bersama selama 65 tahun. Ibu Davis, atau istri Quintinn akhirnya dirawat di panti jompo setelah selama pandemi Covid-19 mulai menunjukkan tanda-tanda demenis.

Setelah istrinya dirawat di Panti Jompo, Davis mengatakan dia melihat kondisi ayahnya juga mulai memburuk. Davis mengatakan ayahnya "merasa sangat sedih" karena dia tidak bisa menjaga istrinya.

Evan Davis mengatakan Quintin pernah menyampaikan rasa kehilangan setelah istrinya dirawat di Panti Jompo, "setelah bersama selama 65 tahun, tiba-tiba sendirian di rumah adalah masalah besar."

"Saya pikir dia merasa bersalah karena tidak bisa merawatnya," demikian disampaikan Evan.

Belakangan Quintin didiagnosis menderita kanker usus, dan gagal jantung.

Editor


Komentar
Banner
Banner