bunuh diri

Marak Insiden Bunuh Diri, Bagaimana Cara Menyelamatkan Mereka?

Insiden bunuh diri semakin marak terjadi di kalangan masyarakat. Persoalan itu menjadi masalah yang sulit terselesaikan hingga saat ini.

Featured-Image
Ilustrasi kondisi seseorang yang mengalami depresi. Foto: Alodokter.

bakabar.com, JAKARTA Insiden bunuh diri semakin marak terjadi di kalangan masyarakat. Persoalan itu menjadi masalah yang sulit terselesaikan hingga saat ini.

Informasi berikut tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan kepada pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan.

Bunuh diri adalah masalah yang masih sunyi di negara ini. Padahal angkanya cenderung naik. Menurut catatan redaksi, dalam pemberitaan selama sekitar dua bulan, terjadi lebih dari 10 kasus bunuh diri di berbagai wilayah. Bisa jadi angka sebenarnya lebih tinggi lagi. 

Pelaku bunuh diri juga beragam usia dan profesi. Ada polisi, ibu rumah tangga,  mahasiswa, bahkan anak SMP. Penyebabnya macam-macam, tapi ada benang merah yang sama, tekanan yang mereka hadapi tak mampu mereka atasi. 

Sejumlah pihak pun menyerukan untuk melarang tindakan bunuh diri. Salah satunya oleh Wakil Ketua MUI Kalsel, Kiai Hafiz Anshari, yang menyebut dengan tegas bahwa bunuh diri haram dalam Islam.

Menurut Kiai Hafiz Anshari, bunuh diri adalah perbuatan mengingkari rahmat Allah SWT dengan memilih tindakan tersebut merupakan suatu hal yang sangat dilarang. Ia meminta masyarakat untuk lebih tabah dan bersabar dalam menghadapi masalah, karena akan selalu ada penyelesian dalam setiap persoalan manusia.

Baca Juga: Respons MUI soal Maraknya Kasus Orang Nekat Akhiri Hidup di Kalsel

"Allah akan memberikan jalan keluar bagi hamba-Nya yang sabar dan tabah dalam menghadapi berbagai permasalahan. Allah juga tidak akan memberikan beban kepada hamba-Nya dengan beban yang tidak mampu dipikul oleh yang bersangkutan," ujarnya saat dihubungi bakabar.com, Jumat (7/4).

Namun tindakan bunuh diri tak sebaiknya terus dinilai dengan kacamata agama. Psikolog asal Kalimantan Selatan, Sukma Noor Akbar mengungkapkan keputusan untuk bunuh diri bisa terjadi akibat sejumlah factor. Bisa terjadi akibat, aspek biologis, psikologis dan sosial kultural yang terakumulasi dalam bentuk stressor.

"Mereka tidak mampu untuk menyesuaikan diri dan menangani permasalahan tersebut," ujar Sukma yang saat ini menjabat Koordinator Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran ULM.

Masalah keluarga, ekonomi dan tekanan lain hingga stres di pekerjaan juga bisa menjadi faktor mudahnya seseorang mengakhiri hidup.

Baca Juga: Kapolri Diminta Sediakan Psikolog Antisipasi Potensi Bunuh Diri

Sukma menekankan perlu  adanya partisipasi dari orang-orang sekitar untuk mencegah dan melindungi pihak-pihak yang dinilai berpotensi untuk melakukan aksi bunuh diri.

Dilansir dari laman resmi Into The Light Berikut 8 hal yang bisa membantu Anda mengenali tanda seseorang yang berpotensi bunuh diri.

Membicarakan keinginan bunuh diri

Perhatikan, jika seseorang berkata tentang:

  • Keinginan untuk bunuh diri atau mengakhiri hidup
  • Membicarakan kematian; ingin pergi jauh/selama-lamanya
  • Merasa tidak ada harapan; putus asa
  • Tidak ada alasan untuk hidup
  • Merasa menjadi beban bagi orang lain
  • Merasa terjebak
  • Merasa tidak kuat menahan sakit

Membenci dan menghujat diri sendiri

Perhatikan jika seseorang terus-menerus mengeluarkan perasaan negatif terhadap diri sendiri, seperti:

  • Malu
  • Merasa bersalah
  • Hancur, rusak, atau ternoda
  • Tidak berguna
  • Kesepian atau sendirian
  • Menjadi beban bagi orang lain

Orang-orang yang merasa memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah juga lebih rentan untuk memiliki pemikiran bunuh diri.

Mencari cara mematikan untuk bunuh diri

Perhatikan jika seseorang tampak merencanakan untuk bunuh diri atau mencari cara yang mematikan untuk bunuh diri, seperti:

  • Mencari akses terhadap senjata tajam, senjata api, atau racun mematikan.
  • Mencari tempat tinggi yang dapat digunakan untuk percobaan bunuh diri.
  • Mencari cara bunuh diri yang paling cepat atau tidak menyakitkan, terutama di internet

Mengatur segala hal untuk ditinggalkan

Perhatikan jika seseorang:

  • Menulis surat pribadi yang mengandung pesan tersirat, atau langsung menulis surat bunuh diri atau surat wasiat.
  • Menjual atau memberikan benda-benda kesayangan, koleksian, atau yang berharga kepada orang lain.
  • Mengatur sendiri proses kematiannya, seperti memesan lahan makam atau membeli peti mati, dengan atau tanpa sepengetahuan orang-orang di sekitarnya.

Mengucapkan perpisahan

Perhatikan jika seseorang meninggalkan pesan perpisahan kepada orang-orang yang disayanginya, dengan memberikan kesan seolah-olah ia tidak akan bertemu lagi. Misalnya:

  • Mengatur untuk bertamu atau mengadakan pertemuan secara mendadak untuk mengucapkan perpisahan.
  • Menelepon pesan-pesan perpisahan kepada orang yang dianggap berharga.
  • Mengucapkan perpisahan di akun media sosial
  • Menghapus profil atau akun media sosial secara tiba-tiba
  • Menulis surat bunuh diri

Baca Juga: Kasus Bunuh Diri Meningkat, Bukti Warga Korea Selatan Tak Bahagia?

Menarik diri dari orang lain

Perhatikan jika seseorang:

  • Menarik diri dari orang lain (perlahan-lahan atau tiba-tiba)
  • Tidak aktif secara mendadak dalam lingkaran pertemanan, organisasi, atau komunitas
  • Meningkatnya keinginan untuk menyendiri
  • Menolak atau menghindar untuk dihubungi
  • Berhenti atau kehilangan semangat dari hobinya

Perhatikan juga apabila perilaku ini terjadi saat orang tersebut baru saja mengalami kehilangan, peristiwa yang tragis atau perubahan drastis dalam kehidupan.

Perilaku merusak diri sendiri

Perhatikan jika seseorang:

  • Menggunakan narkoba atau menyalahgunakan zat adiktif lainnya
  • Menjadi peminum alkohol secara berlebihan atau pemabuk
  • Melukai diri sendiri (self-harm)
  • Sengaja melakukan tindakan berbahaya atau sembrono

Perubahan fisik dan mood yang drastis

Perhatikan jika seseorang memiliki gejala seperti:

  • Tidur terlalu banyak atau sedikit
  • Perubahan pola makan yang ekstrem; Menjadi sangat kurus atau sangat gemuk
  • Menjadi agresif; mudah marah
  • Merasa lelah atau letih terus-menerus
  • Menangis tiba-tiba
  • Depresi
  • Mudah cemas
  • Kehilangan semangat hidup
  • Mudah terluka perasaannya
  • Perasaan yang berubah drastis dalam waktu cepat (mood swing)
  • Perubahan penampilan yang mendadak/drastis
Editor
Komentar
Banner
Banner