bakabar.com, BANJARMASIN – Bawaslu Kalsel telah menginvestigasi dugaan pelanggaran pemilihan di Kabupaten Banjar, salah satunya video dukungan Guru Wildan dan Guru Hasanudin.
Kedua ulama asal Serambi Mekah itu secara terang-terangan mengajak masyarakat mendukung salah satu pasangan calon di Pilgub Kalsel yang bakal bertanding ulang, 9 Juni mendatang.
Sontak, video berdurasi 11 menit itu beredar luas dan menjadi bahan perdebatan warganet di media sosial. Belakangan, video itu juga dijadikan petunjukawal oleh Bawaslu Kalsel.
Teranyar, lembaga pengawas pemilu itu telah meminta klarifikasi sejumlah pihak. Salah satunya Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalsel.
Viral Video Guru Wildan, Bawaslu Selidiki Dugaan Kampanye Terselubung
“Kami mendatangi PWNU,” ujar Komisioner Bawaslu Kalsel Azhar Ridhanie, Sabtu (17/4).
Lantas apa memang ada temuan dugaan pelanggaran di dalamnya?
Aldo – panggilan akrab Azhar Ridhanie – bakal mengetahuinya saat rapat pleno tujuh hari sejak informasi ditemukan.
Lantas, apakah video itu bisa dijadikan temuan pelanggaran pemilihan atau tidak?
Koordinator Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran itu mengatakan semuanya bergantung hasil rapat pleno.
Bawaslu masih perlu meneliti secara komprehensif serta memastikan siapa saja yang ada di video dan kalimat yang ada di dalamnya.
“Video itu memang informasi yang kemudian sampai ke kami, dan kemudian kami telusuri,” imbuhnya.
Dikatakan Aldo, selain melakukan investigasi terkait video, mereka juga melakukan hal yang sama terkait adanya penempelan stiker dan pemasangan baliho yang mengarah kepada dugaan pelanggaran pemilihan.
Punya Silsilah ke Datu Kelampayan, Guru Wildan: Cucuk Paman Birin
Hasilnya, Bawaslu Kalsel memang menemukannya di lapangan.
“Namun kami masih mengkaji isi stiker dan baliho itu. Siapa yang memasang, organisasi apa,” pungkasnya.
Isi Video
Dalam ceramah akun Youtube “Madrasah Darussalam Tahfidz” yang berdurasi 1 jam 27 menit, Guru Wildan blakblakan mendukung dan mengajak memilih salah satu paslon.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:
Alasannya, pimpinan Pondok Pesantren Darussalam itu menilai sang paslon adalah asli orang Martapura dan keturunan daripada Muhammad Arsyad Al-Banjari atau dikenal Datu Kelampayan.
"Kita dianugerahi Allah calon gubernur orang Martapura asli dan keturunan dari ulama," ujarnya.
Lebih jauh, Guru Wildan mengatakan paslon yang ia dukung adalah cucu dari ulama tua di Banjar, yakni Pimpinan Pondok Darussalam ke-4, KH Abdul Qodir Hasan.
"Nasabnya sudah aku ambil dari Pak Faudzan, dan daripecucuangurutuha(KH Abdul Qodir Hasan, red). Jadi nasabnya bukan hanya berita di medsos dan Facebook, tapi asli Martapura dan asli Banjar," bebernya.
"Jika memang orang Martapura pasti terpanggil, orang Banjar pasti terpanggil. Malu dong kalau kada [tidak] memilih, masa memilih yang tidak tahu orang Banjar atau kada," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam, Guru Hasanuddin menambahkan dirinya mengajak para jemaah untuk berdoa di malam ganjil. Karena pada malam tersebut diyakini turunnya lailatulkadar.
"Nanti kita sama-sama berdoa untuk meminta agar pemimpin yang terpilih akan menjalankan amanah untuk memperbaiki keadaan Kalsel," ucapnya.
Guru Hasanuddin mengimbau agar semua masyarakat turun ke TPS untuk memilih karena dari ceramah Guru Wildan sebelumnya, sudah menyampaikan siapa pilihannya.
"Karena beliau sudah menyelidiki, asal usul dari, dan beliau sudah pengalaman karena sudah satu periode. Itu belum cukup membenahi keseluruhan, jadi harapan kita Paman Birin dua kali menjabat," tuturnya.