Hot Borneo

Buntut Pemukulan Dalam Bus, Naik Trans Banjarbakula Bakal Kena Tarif

apahabar.com, BANJARBARU – Bus Trans Banjarbakula diusulkan tak lagi gratis. Melainkan dikenakan tarif. Usulan ini buntut…

Featured-Image
Bus Trans Banjarbakula bakal dikenakan tarif. Foto-iNews.

bakabar.com, BANJARBARU – Bus Trans Banjarbakula diusulkan tak lagi gratis. Melainkan dikenakan tarif.

Usulan ini buntut dari pemukulan yang terjadi di dalam bus Trans Banjarbakula akhir Agustus tadi.

Seperti diketahui, sampai saat ini Bus Trans Banjarbakula masih gratis bagi penumpang.

Oleh sebab itu, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat atau BPTD wilayah XV Kalsel, Zulmardi mengatakan, pihaknya meminta agar penerapan dikenakan tarif segera dilakukan untuk program Buy The Service (BTS) di Banua.

Zulmardi mengaku sudah minta ke Kementerian Perhubungan agar BRT (Bus Rapid Transit) Banjarbakula ini tidak lagi gratis dan diberlakukan berbayar.

“Jadi, penumpang bus bisa terseleksi. Sehingga resiko kejadian yang tak diinginkan bisa berkurang,” katanya, Jumat (9/9).

Permintaan dikenakannya tarif bagi penumpang BRT ini sendiri bukan tanpa alasan. Menurutnya, warga Kalsel memang sudah siap dengan bus berbayar.

“Karena kan Bus Rapid Transit (BRT) juga berbayar,” ucapnya

Adapun besaran tarif yang akn dikenakan kata dia, yakni 3 sampai Rp5 ribu. Pihaknya berharap agar tarif ini bisa berlaku untuk beberapa koridor.

Misalnya dari tujuan Banjarbaru ke Banjarmasin tetap bayar sekali, meskipun penumpang naik antar koridor.

Pihaknya juga sudah beberapa kali mengikuti rapat pembahasan tarif BTS di 10 kota di Indonesia.

Dijelaskannya, diambil kesepakatan tarif sekitar Rp4.200. Tapi keputusan ada di pusat.

Terkait penyesuaian harga BBM, pihaknya memastikan bahwa tarif tetap di bawah kemampuan membayar masyarakat Kalsel. “Yakni maksimal Rp 5.000,” ujarnya.

Disinggung apakah akan ada tambahan petugas khusus untuk pengamanan di dalam bus? Zulmardi menjawab saat ini BTS sudah dilengkapi CCTV.

Namun, pihaknya tetap meminta agar ada tambahan petugas yang menemani sopir beberapa kali atau tidak permanen.

Masukan terkait petugas pengamanan mobile tersebut tutur Zulmardi, juga sudah pihaknya sampaikan ke Satker penyedia BTS.

Manager BTS, Ovi mengatakan terkait penerapan bus berbayar pihaknya masih menunggu petunjuk dari Kementerian Perhubungan.

Terpisah, Kasi LLAJ pada BPTD wilayah XV Kalsel, Ade Supriadi mengatakan, telah menampun masukan terkait kursi khusus perempuan.

“Nantinya masukan tersebut akan kami sampaikan ke pusat untuk dipertimbangkan,” singkatnya.

Pria Pukul Wanita di Bus Banjarbakula Terancam 2 Tahun Penjara



Komentar
Banner
Banner