Info Kesehatan

Bukan Nyamuk, Ternyata Ini Penyebab Utama Demam Berdarah

Nyamuk Aedes aegypti seringkali dianggap sebagai penyebab utama penyakit demam berdarah (DBD). Faktanya tidaklah sepenuhnya demikian, nyamuk hanya perantara

Featured-Image
Ilustrasi nyamuk aides aegypti. Foto: Detik.

bakabar.com, JAKARTA – Nyamuk Aedes Aegypti seringkali dianggap sebagai penyebab utama penyakit demam berdarah (DBD). Faktanya tidaklah sepenuhnya demikian, nyamuk hanya menjadi perantara gangguan itu.

“Sebetulnya, penyakit DBD disebabkan virus dengue. Virus ini membutuhkan perantara nyamuk dari seseorang yang terinfeksi agar bisa ditularkan ke orang lain,” jelas Medical Executive PT Kalbe Farma Tbk, dr. Lyon Clement, dalam Instagram Live @ptkalbefarmatbk, ditulis Selasa (28/3).

Meski nyamuk bukanlah penyebab utama DBD, sarang hewan itu tetap menjadi prioritas untuk dibasmi. Ini dilakukan dengan menguras sumber air, mengingat nyamuk Aedes aegypti gemar berkembang biak di sana.

“Sedangkan untuk gigitan nyamuknya, bisa menggunakan kelambu atau lotion anti-nyamuk,” imbuh Lyon.

Selain memberantas perantaranya, ternyata pencegahan penyakit DBD juga dapat dilakukan dengan memutus langsung mata rantai virus dengue. Caranya, ialah melakukan vaksin untuk dengue yang meng-cover empat stereotype virus tersebut. 

“(Vaksin ini) bisa untuk anak usia 9 tahun,” tegas Lyon.

Segala Hal yang Perlu Diketahui tentang DBD

Setiap pasien yang mengidap DBD belum tentu menunjukkan gejala serupa, ada yang ringan maupun berat. Salah satu gejala ringan berupa nyeri otot atau sendi, sedangkan gejala parah disertai nyeri di belakang mata dan perdarahan.

Namun, dari sekian banyak indikasi, ada dua gejala yang ‘khas’ menandakan DBD. Keduanya ialah demam tinggi di atas 39 derajat Celcius, dan bintik-bintik merah yang umum muncul di kulit area tangan.

Virus dengue sendiri tergolong sebagai self-limiting disease, yang berarti bisa sembuh sendiri dalam waktu kurang lebih tujuh hari. Namun, jika penderita DBD kekurangan cairan, penyakit tersebut justru dapat mengancam nyawa.

Kekurangan cairan berpotensi menyebabkan tekanan darah menurun, sehingga akan memicu syok yang lantas berujung pada kematian. Karena itu, Lyon menyarankan agar penderita DBD menenggak minuman elektrolit guna memulihkan hidrasi dalam tubuh.

Kadar trombosit juga perlu diperhatikan, mengingat pasien DBD yang mengalami penurunan sel darah ini bisa mengalami dampak serius bagi kesehatan. Adapun salah satu cara meningkatkan trombosit ialah mengonsumsi angkak atau ekstrak jambu biji.

Di samping itu, pengidap DBD juga perlu melakukan pola diet gizi seimbang dengan menjaga asupan lemak, protein, dan karbohidrat. Mengingat penderita DBD biasanya memiliki keluhan mual dari ulu hati, dianjurkan pula untuk menghindari makanan terlalu asam atau pedas, serta lemak jenuh.

Editor


Komentar
Banner
Banner