bakabar.com, JAKARTA – "Ngerumpi melulu, nih, mirip ibu-ibu arisan." Demikian kelakar yang seringkali dilontarkan kepada sekelompok orang yang sedang mengobrol. Entah dari mana ungkapan itu berasal, arisan di Indonesia sudah kadung melekat dengan kegiatan merumpi.
Di negeri orang, arisan sebenarnya adalah ajang social gathering, di mana menjadi tempat berkumpulnya suatu komunitas untuk memperkuat relasi. Namun, dalam budaya Indoesia, maknanya lebih dari sekadar itu.
Arisan menjadi metode menyimpan uang yang beroperasi di luar ekonomi formal. Dalam artian, tidak ada lembaga maupun badan hukum yang menjamin kegiatan nan populer di kalangan ibu rumah tangga tersebut.
Umumnya, arisan dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah uang yang nominalnya sudah ditentukan sebelumnya. Setiap seminggu atau sebulan sekali, anggota arisan bakal mengadakan pengundian berupa pengocokan nama.
Nama yang keluar dari kocokan itu menjadi penerima dana arisan di minggu atau bulan tersebut. Pengundian ini terus berlanjut sampai semua anggota menerima dana arisan.
Namun, ternyata arisan yang ada di Indonesia bukan cuma dilakukan dengan cara demikian. Masih ada sederet metode arisan lain yang boleh dikatakan unik dan tak biasa. Lantas, apa sajakah itu? Merangkum berbagai sumber, berikut ulasannya.
Arisan Jamban
Puskesmas Pemancungan, Padang Selatan, telah menggulirkan arisan jamban sejak akhir 2017. Sesuai namanya, arisan ini bertujuan membangun toilet bagi masyarakat miskin yang belum punya tempat buang air di rumahnya.
Pada prinsipnya, arisan jamban sama seperti arisan biasa. Warga diminta menyisihkan uang Rp2.000 per hari. Setiap bulan, ibu-ibu yang mengikuti program tersebut bakal mengambil nomor.
Nomor itu pun dikocok, layaknya arisan biasa. Angka yang keluar menentukan bahwa sang pemilik nomor tersebut berhak membangun jamban terlebih dahulu.
Hal serupa juga dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Bedanya, iuran dikumpulkan per bulan, bukan per hari. Adapun nominalnya berikisar antara Rp10.000 hingga Rp20.000.
Arisan Nikah
Sesuai namanya, arisan nikah merupakan pengumpulan dana untuk membantu anggota yang hendak menikah. Konsepnya mirip dengan arisan biasa, namun bedanya ini tidak melakukan pengundian.
Alih-alih mengocok nama, anggota arisan yang ingin menikah langsung memberi tahu yang lain, minimal satu atau dua bulan sebelum resepsi. Nantinya, mereka akan mengumpulkan sejumlah uang yang nominalnya sudah disepakati sebelumnya.
Namun, tak dapat dipungkiri, anggota dari jenis arisan yang satu ini rentan mangkir usai kepentingannya terpenuhi. Untuk itu, sebaiknya ajaklah orang-orang terdekat yang bisa dipercaya; jangan sembarangan merekrut anggota.
Arisan 'Sistem Gugur'
Arisan tipe ini boleh dibilang cukup unik. Sebab, anggota yang sudah mendapat jatah tak diizinkan lagi mengikuti arisan sistem gugur.
Anggota yang mengikuti arisan harus mengumpulkan uang, lalu diserahkan pada waktu yang sudah ditentukan. Uang yang sudah terkumpul akan ditukarkan dalam bentuk barang, seperti kulkas, televisi, kipas angin, dan sebagainya.
Anggota yang namanya tertera pada kertas undian berhak mendapatkan satu unit hadiah, sesuai pilihannya. Selepasitu, dia tidak diperkenankan untuk mengikuti arisan pada bulan berikutnya.
Dalam arisan yang menggunakan sistem gugur, anggota yang mendapat giliran pertama paling beruntung. Pasalnya, dia tidak perlu lagi menyetorkan uang arisan untuk periode berikutnya.
Demikianlah sejumlah bentuk arisan unik yang ada di Indonesia. Tertarik mencoba salah satunya?