bakabar.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut secara umum wilayah Provinsi Aceh sudah memasuki puncak musim kemarau, sehingga beberapa kabupaten/kota di provinsi itu diimbau untuk mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Wilayah Aceh sudah mulai memasuki puncak musim kemarau,” kata Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Nuria seperti dilansir Antara, Kamis (27/7).
Saat ini, Nuria menjelaskan, secara umum cuaca di wilayah Aceh cerah, dengan kelembapan udara yang cukup kering dan sinar ultraviolet yang cukup tinggi dan curah hujan juga cukup rendah.
Baca Juga: Walhi Ingatkan Pemerintah Aceh Waspadai Puncak El Nino
BMKG juga mendeteksi adanya tujuh titik panas atau hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang di wilayah Tanah Rencong itu pada Kamis (27/7), yang tersebar di Aceh Barat dua titik, Aceh Tengah dua titik, Gayo Lues dua titik dan Aceh Utara satu titik.
Jika dilihat dari tingkat kelembapan udara yang cukup kering, BMKG meminta beberapa daerah di Aceh untuk waspada karena berpotensi terjadi karhutla, di antaranya seperti Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Jaya, Aceh Timur, Bener Meriah, dan Aceh Tengah.
“Masyarakat diimbau untuk tetap waspada akan adanya potensi karhutla dan diimbau untuk tidak melakukan pembakaran hutan secara sengaja karena dikhawatirkan akan menyebar dengan cepat saat udara cukup kering seperti saat ini,” ujarnya.
Baca Juga: Karhutla Kalsel Jadi Atensi Pusat, BNPB: Waspada Kekeringan!
Selanjutnya, kata dia, untuk suhu udara di provinsi paling barat Indonesia itu berkisar antara 24 - 35 derajat celsius dan kondisi angin dari arah utara barat daya dengan kecepatan 10 - 20 kilometer per jam.
“Sedangkan untuk wilayah Aceh Tengah dan sekitarnya suhu berkisar antara 16 - 28 derajat, dengan kecepatan angin yang sama,” ujarnya.
Di samping itu, Nuria menambahkan, BMKG juga memprediksikan kondisi curah hujan dan angin kencang masih tetap berpotensi terjadi di tiga daerah di Aceh meliputi Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh Tenggara dan Kota Langsa.
Baca Juga: Angin Kencang Berpotensi Picu Terjadinya Karhutla di NTT
Hal ini diakibatkan adanya belokan angin di wilayah Aceh, yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Aceh.
“Sehingga berpotensi terjadi hujan di wilayah ini pada sore dan malam hari,” ujarnya.