News

Blak-blakan Pembunuh Brutal Trikora Banjarbaru: Kesal Ditantang “Besodokan” dalam Sarung

apahabar.com, BANJARBARU – M alias Isar (45) pembunuh Muhammad Habibi atau MH (33) di depan Kafe…

Featured-Image
Isar saat digiring ke sel tahanan Mapolres Banjarbaru. apahabar.com/Nurul Mufidah

bakabar.com, BANJARBARU – M alias Isar (45) pembunuh Muhammad Habibi atau MH (33) di depan Kafe Trikora Banjarbaru menyesal bukan main. Ia mengaku khilaf hingga membabi buta menusuk seterunya itu hingga tewas.

“Ada penyesalan, nyesal selalu tadudi (di akhir), saat itu kami mabuk,” kata Isar saat ditemui awak media di Konferensi Pers Polres Banjarbaru Kamis (31/3).

Sekali lagi, Isar menjelaskan insiden maut itu terjadi karena pengaruh miras. Bukan disengaja. Sebab, ia sendiri tak mengenal sosok MH.

“Saya tidak kenal dengan dia, kami ketemu malam itu waktu terkumpul (bareng) di kafe,” ujarnya.

Di dalam kafe itulah, mereka semua asyik mengonsumsi miras. Saat kafe mau tutup, tak sengaja keduanya bersenggolan.

“Saya minum di dalam sana, lalu tutup. Awalnya enggak ada masalah apa-apa, cuma karena tergepak [tersenggol], dan kami mabuk terus saya tersinggung karena dia ngajak berkelahi,” ungkapnya.

Tantangan MH pun disambut serius oleh Isar. Hingga Isar pulang ke rumah mengambil sarung dan dua pisau. Perkelahian terjadi lagi.

“Kami berkelahi kan, terus dia nantang berkelahi becucukan besodokan [saling menusuk] dalam sarung, lalu saya pulang ke rumah ambil pisau dan sarung,” ceritanya.

Lantaran dalam pengaruh miras, Isar minta diantarkan temannya ke lokasi kejadian. Lalu, ia mendatangi MH seorang diri.

“Saya dengan kawan, kami berdua, tapi dia nurunkan saya. Terus saya ke MH kami berkelahi lagi, dia sempat memukul di muka,” cerita Isur.

Karena pukulan di wajah itulah, Isar langsung menyerangnya menggunakan pisau secara membabi buta.

Tusukan sajam mengenai bagian punggung belakang menembus hingga paru-paru korban.

Korban juga mengalami luka perut kiri hingga ususnya robek dan menyembul keluar. Ia kehilangan banyak darah hingga akhirnya tewas di tempat.

Selain itu juga ditemukan luka lainnya di bagian perut, dan luka sayatan di lengan, serta luka gores memanjang di bagian pinggang.

Meski demikian, Isar bilang, ia sempat berniat berdamai saat cekcok terjadi atau sebelum ia pulang ke rumah.

img

Polisi mengamankan sejumlah barang bukti terkait pembunuhan, salah satunya botol Chivas. bakabar.com/Nurul Mufidah

Isar sempat membawa MH menjauh dari kerumunan pengunjung untuk berbicara empat mata. Namun, saat berkumpul lagi, cekcok terjadi lagi hingga MH menantangnya.

“Saya bawa dia keluar mau damai maksud saya biar enggak ada orang lain, setelah ke dalam malah dibawai berkelahi lagi,” kisahnya.

Saat Isar melarikan diri, ia mengaku sempat dibujuk oleh keluarganya untuk menyerahkan diri ke polisi. Namun, dengan alasan ingin menenangkan diri, ia tak menerima saran tersebut. Hingga akhirnya sebutir timah panas dari tembakan petugas gabungan bersarang di kakinya.

“Padahal keluarga maksa menyerahkan diri tapi saya jawab bawa betenang dulu baru menyerahkan diri, cuma sudah didapat polisi,” tuntasnya.

Ditanya terkait rekan yang mengantar Isar ke lokasi kejadian, polisi membenarkannya. Kanit Pidum Polresta Banjarbaru Aiptu JM Sagala menjelaskan bahwa Isar memang meminta diantarkan temannya ke lokasi.

Namun Isar meminta kepada temannya untuk diturunkan di pinggir jalan dan masuk ke TKP sendirian. “Isar minta ditinggalkan hingga dia jalan sendiri ke TKP. Jadi yang ngantar kita jadikan saksi,” jelas Sagala.

Lantas, bagaimana dengan orang-orang terkait yang membantu pelariannya? “Yang membantu kabur, karena belum ada bukti keterlibatan dengan kejadian di TKP. Sehingga masih kita tetapkan sebagai saksi,” cetusnya.

Sekalipun Isar mengaku tak sengaja menghabisi MH, nyatanya polisi tetap mengenakannya pasal pembunuhan berencana. "Ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara selama-lamanya 20 tahun," tegas Wakapolres Banjarbaru, Kompol Boma.

Seperti diwartakan sebelumnya, kurang dari 24 jam, polisi menangkap Isar setelah berhasil melacak jejak rute pelariannya. Seusai membunuh, Isar rupanya sempat bersembunyi di kompleks kuburan yang berada di Kelurahan Jawa, Martapura.

Sejurus kemudian mobil yang ditumpangi pelaku terlacak pergi ke arah Banjarmasin dengan diantarkan oleh adiknya. Lalu pergi lagi dengan tujuan Angsau, Kabupaten Tanah Laut untuk memperaman persembunyian. Lantaran mencoba melarikan diri, tim gabungan akhirnya menembak kaki Isar.

Pria Tewas Bermandikan Darah di Trikora Banjarbaru, Motifnya Terungkap



Komentar
Banner
Banner