News

BKSDA Kalteng Evakuasi Orang Utan Sekitar Bandara H Asan Sampit

Seekor orang utan yang cukup meresahkan di sekitar kawasan Bandsra H Asan Sampit, akhirnya berhasil di evakuasi Tim BKSDA Kalteng.

Featured-Image
Tim Rescue saat memeriksa kesehatan Orang Utan, yang berhasil diselamatkan di sekitar kawasan Bandara H Asan Sampit. Jumat (26/4/2024) malam. Foto BKSDA Resort Sampit

bakabar.com, SAMPIT - Seekor orang utan yang cukup meresahkan di sekitar kawasan Bandara H Asan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, berhasil dievakuasi Tim Rescue dari BKSDA Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) SKW II BKSDA Kalteng bersama OF-UK Indonesia, Jumat (26/4/2024) malam.

"Alhamdulillah, kami berhasil menyelamatkan orang utan ini, setelah mendapatkan laporan dari pihak karena berkeliaran di sekitar kawasan bandara," kata Kepala BKSDA Resort Sampit, Muriansyah, saat dikonfirmasi media ini, Sabtu (27/4/2024).

Upaya penyelamatan berlangsung dramatis, karena sore itu kondisi cuaca diguyur hujan dan gelap saat tim rescue tiba dilokasi, sehingga membutuhkan waktu sekitar tiga jam lamanya mengevakuasi satwa dilindungi tersebut.

"Tim rescue dari Pangkalan Bun tiba di lokasi dan langsung dilakukan penyelamatan ornag utan dengan cara di bius. Proses Rescue dari pukul 18.20 Wib sampai dengan 21.30 WIB," jelas Muriansyah

"Giat Rescue terkendala selain hujan dan gelap pada malam hari, ketika terkena tembakan bius orang utan tersangkut di pohon dengan ketinggian sekitar 25 meter, hingga dilakukan berbagai upaya oleh tim menurunkan individu orang utan itu," sambungnya. 

Berdasarkan dari pemeriksaan tim kesehatan, orang utan itu dalam kondisi sehat, berjenis kelamin jantan, diperkirakan berusia 30 tahun dengan berat badan 82,6 kilogram.

"Kondisinya nampak sehat, tidak ditemuksn luka, namun jari-jari tangannya ada yang putus dan sudah lama mengering. Di duga kuat akibat perkelahian dengan orang utan lainnya," terang Muriansyah

Setelah memastikan kesehatan primata dilindungi tersebut, tim rescue langasung bertindak cepat dengan membawanya ke kawasan konservasi di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).

Editor


Komentar
Banner
Banner