bakabar.com, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir bicara soal peluang Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Menurut mantan Presiden Inter Milan itu, apabila Indonesia ingin mengikuti bidding tuan rumah Piala Dunia, maka segalanya harus dipersiapkan, terutama pembinaan tim nasional.
Lebih lanjut, dari sisi anggaran ia menegaskan tak perlu khawatir soal dana karena pasti tersedia apalagi Indonesia diproyeksikan menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat dunia pada 2045.
"Kesiapan ada. Dana juga ada. Bukan pemborosan, tetapi dana ada, kemarin Pak Jokowi mengajukan Ibu Kota Negara (IKN) bidding tuan rumah Olimpiade 2036,” kata Erick Thohir, dikutip dari Antara, Minggu (4/12).
Baca Juga: Sehati dengan Erick Thohir, Moeldoko Jagokan Brasil di Piala Dunia 2022
Pria yang juga merupakan Anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) itu menegaskan asal pendanaannya tak dikorupsi maka peluang Indonesia untuk bidding Piala Dunia akan terbuka lebar.
“Jadi uangnya ada kok sebenarnya asal jangan dikorupsi. Jadi apabila 2040 Indonesia ikut bidding Piala Dunia bukan tidak mungkin,” tambahnya.
Sekadar informasi, setelah Piala Dunia Qatar 2022, Piala Dunia 2026 akan dihelat di tiga negara yaitu Kanada, Meksiko, Amerika Serikat. Sedangkan untuk tuan rumah edisi 2030 baru akan diumumkan pada 2024 mendatang.
Di sisi lain, Menteri BUMN itu menekankan, meski secara infrastruktur dan dana siap, tetapi jika tim nasional tidak punya prestasi, maka akan sangat sulit bagi Indonesia untuk maju dan memenangi bidding tuan rumah.
Baca Juga: Baru Bergabung di TC Bali, Jordi Amat Sudah Bisa Rasakan Kemenangan
“Tetapi sekarang yang paling krusial adalah timnasnya. Kami juga tidak mau menjadi tuan rumah tetapi kalah samapai 0-7 di pertandingan pertama,” ujarnya.
Erick menyinggung capaian Jepang dan Korea Selatan kini menjadi dua tim sepak bola Asia yang bisa menembus dominasi Eropa dan Amerika Selatan.
Sebelumnya, Jepang dan Korea Selatan pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, dan kini kedua negara tersebut berhasil menembus babak 16 besar Piala Dunia 2022 di Qatar.
Menurut Erick, hasil itu didapat karena pembinaan yang dilakukan secara kontinyu yang membutuhkan waktu 20-30 tahun.
Baca Juga: Sah! Kompetisi Liga 1 Akan Kembali Bergulir Tanggal 5 Desember
“Jepang itu persiapan timnasnya 20-30 tahun. Artinya harus cari rektrut pemain terbaik lalu diberi kesempatan bermain di klub atau sekalian seperti di basket membuat timnas bermain di liga tetapi diisi pemain muda karena mereka harus diberi kompetisi,” tegasnya.
Sedangkan di Indonesia, Menteri BUMN itu mengungkapkan kalau para pemain muda kurang diberi kesempatan berkompetisi di klub karena kalah saing dengan pemain naturalisasi.
“Saya bukan tidak suka naturalisasi. Tapi jika satu klub pemain naturalisasinya banyak, kita harus saling jaga, kita harus duduk bersama klub bagaimana menerapkan strategi menempatkan pemain muda, pemain asing, dan naturalisasi,” tutupnya.