bakabar.com, PALANGKA RAYA – Anggota Komisi C DPRD Palangka Raya, Beta Syailendra mengapresiasi atas terselenggaranya Pumpung Hai dan Festival Dayak 2022, yang akan dilaksanakan pada 27 hingga 31 Juli mendatang di daerah setempat.
Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan upaya mempertahankan eksistensi masyarakat Dayak Kalteng di tengah perkembangan zaman yang begitu pesat.
Selain itu kegiatan ini juga sangat berdampak positif khususnya dalam mengingat kembali tonggak sejarah Suku Dayak, sebagai masyarakat asli Kalimantan.
"Suku Dayak merupakan masyarakat asli Kalimantan yang memiliki eksistensi dan komitmen dalam mempertahankan kebudayaan, adat istiadat serta kearifan lokal ditengah perkembangan zaman yang begitu pesat. Sehingga Pumpung Hai dan Festival Dayak merupakan salah satu upaya yang harus digalakkan agar adat istiadat dan budaya Suku Dayak tidak tergerus oleh waktu," katanya, Kamis (28/7).
Kegiatan Pumpung Hai dan Festival Dayak merupakan momentum yang tepat untuk merefleksikan kembali semangat serta mendorong eksistensi suku Dayak di masa depan, dalam menghadapi era politik dan pemerintahan serta reformasi.
"Suku Dayak tentunya telah melewati sejarah yang panjang hingga terbentuk menjadi sebuah wilayah kepulauan. Seperti Kalteng yang memiliki banyak sejarah menarik untuk diulas kembali salah satunya seperti, perjanjian damai Tumbang Anoi tahun 1894," katanya.
Kendati demikian, kata Wakil rakyat asal Daerah Pemilihan (Dapil) III Palangka Raya meliputi Kecamatan Pahandut dan Sebangau ini, kegiatan Pumpung Hai dan Festival Dayak 2022 bisa menjadi wadah untuk memperkuat eksistensi Suku Dayak, khususnya dalam pembangunan sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kami berharap agar Pumpung Hai dan Festival Dayak 2022 bisa menjadi wadah untuk memperkokoh eksistensi Suku Dayak, mencegah tergerusnya adat istiadat, budaya dan kearifan lokal masyarakat adat oleh perkembangan zaman," pungkasnya.