Gaya Hidup

Bersuami Perempuan! Kisah Wanita di Surabaya Laporannya Tak Digubris Polisi Selama 21 Tahun

Wanita asal Surabaya, Ida Susanti (58) mengaku telah ditipu suaminya yang ternyata seorang perempuan. Hingga kini sudah 21 tahun lamanya, laporannya ke Polda Ja

Featured-Image
Foto Susanti dan Nardinata saat berlibur di luar negeri Foto: Tangkapan layar/ Tiktok @Yolayola8040

bakabar.com, SURABAYA - Wanita asal Surabaya, Ida Susanti (58) mengaku telah ditipu suaminya yang ternyata seorang pria jadi-jadian. Hingga kini sudah 21 tahun lamanya, laporannya ke Polda Jatim belum menemukan kejelasan.

"Saya pernah ditipu dalam perkawinan yang diduga suami saya menggunakan identitas palsu," katanya saat dikonfirmasi bakabar.com, Minggu (1/10/2023). 

Merasa laporannya tidak ditindaklanjuti, Susanti kemudian membagikan kisahnya melalui akun TikTok milikinya @yolayola8040 dan mendadak viral di media sosial.

Baca Juga: Dikira Tertidur oleh Sang Anak, Berikut Kronologis Penemuan Perempuan Tewas Tergantung di Banjarmasin

Kisah ini bermula pada bulan Juni tahun 2000. Ida Susanti, gadis asal Surabaya mencoba dikenalkan oleh seorang teman dengan pria bernama Nardinata Marshioni Suhaimi. 

"Berawal dari temanku bersama Misel, memberiku nomer telepon seorang cowok. Dan akhirnya beberapa hari kemudian aku sms dan waktu itu Juni 2000. Aku sms untuk kenalan, tapi ternyata langsung dijawab dan dia cerita kalau waktu itu dia lagi liburan di Eropa," kata Ida Susanti. 

Tak lama setelah itu, tanggal 26 Juni 2000, Ida dan Nardinata memutuskan untuk bertemu di salah satu restoran di Surabaya. Saat itu, Nardinata ditemani kakanya bernama Jhonatan. 

Baca Juga: Terungkap Penyebab Perempuan Tewas Saat Kebakaran di Guntung Manggis Banjarbaru

Pertemuan singkat antara keduanya. Nardinata justru menyatakan keseriusannya hanya dalam waktu tiga minggu setelah pertemuan pertama hari itu. 

"Setelah itu tiga minggu kemudian bulan Juli, dia minta ke kakakku untuk melamar dan akhirnya akhir Juli pesta kecil tukar cincin di Surabaya dihadiri semua keluargaku dan keluarga dia empat orang. Besoknya ke Jakarta karena berencana bulan madu," imbuhnya. 

Di Jakarta, tepatnya di Hotel Mercure, Susanti dan Nardinata melakukan tanda tangan surat nikah yang terdaftar di catatan sipil Jakarta dengan disaksikan oleh kakak Susanti. Setelah itu, esoknya pengantin baru ini melancong ke Bangkok untuk bulan madu.

Baca Juga: Geger! Jasad Perempuan Ditemukan Tanpa Busana dalam Rumah Terbakar di Guntung Manggis Banjarbaru

Layaknya pasangan pengantin baru, malam pertama yang dibayangkan dengan keindahan justru sebaliknya. Mala petaka dimulai ketika Nardinata mengajak Susanti untuk berbicara serius di Hotel Asia. 

"Pada saat itu, dia mengatakan ke aku kalau dia sebenernya tidak butuh istri tapi dia butuh sosok pendamping yang bisa mendampingi dia kemana-mana. Lah aku kaget, kok gak butuh istri kenapa married, akhirnya dia bercerita kalau dia itu seorang perempuan," ucap Susanti.

Batinnya seketika terguncang. Kakinya lemas, jantungnya syok, air matanya kian mengalir ketika mendengar sosok yang ia cintai di depannya telah menipunya. 

"Saya syok, kaget, dan menangis dan kita berantem hebat sampai dia saat itu cerita kalau aku disuruh merawat anak angkatnya tiga dan untuk memelihara abu orangtuanya. Lah aku ndak mau, sedangkan keluargaku belum tahu kalau dia perempuan," sambungnya. 

Baca Juga: Jadikan Perempuan dan Dirinya Korban, Berikut Ciri Pria Idap Toxic Masculinity

Pertengkaran hebat terjadi. Emosi tak terbendung antara keduanya. Bahkan, Susanti menceritakan kalau dia diancam dan dibunuh oleh Nardinata. 

Rasa pasrah dan takut memutari otak serta perasaannya. Di sisi lain, ia memilih mencoba bertahan sekuat mungkin untuk menemani Nardinata. 

"Berapa bulan, tahun aku bisa mendampingi kamu. Kalau tidak ceraikan aku baik-baik. Saat itu dia berjanji untuk mencukupi segala kebutuhanku. Dan dia berjanji dia akan memberikan sebuah rumah untuk tinggal di Surabaya," ujas Susanti. 

Sebuah rumah beralamat Pakuwon City, Taman Mutiara C3 No. 261 dan modal membuka toko spare part mobil Eropa berhasil diberikan oleh Nardinata untuk Susanti. 

Baca Juga: Cegah Pembubaran, Polisi Jamin Kebebasan Beribadah Jemaat Kapel GBI Cinere

Beberapa bulan kemudian, datang seorang perempuan bernama Emiliana yang mengaku sebagai istri Nardinata mendadak merampas semua mobil dan pakaian Nardinata. 

Tak tahan dengan kelakuan suaminya, Susanti lantas melaporkannya ke Polda Jatim pada 2002 dan surat Daftar Pencarian Orang (DPO) muncul pada tanggal 29 Juli 2007. Namun, berjalan 21 tahun, kasusnya pun tak pernah mendapat angin segar sampai detik ini. 

Ia melapor ke Polda Jatim dengan membawa tiga KTP berbeda namun milik satu orang. Tiga nama tersebut Nardinata Marshioni Suhaimi (laki-laki), Nera Maria Joseph (Perempuan), dan Oni Yusuf (laki-laki)

"Sampai sekarang tidak ada titik terangnya padahal alamatnya jelas dan tinggal di Jakarta. Saya sudah capek dan lelah dan sudah tidak bisa berbuat apa apa lagi. Semoga jeritan hatiku ini bisa didengar," tandasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner