Pemilu 2024

Berstatus ASN, Mantan Rektor ULM Banjarmasin Batal Gabung Golkar

Mantan Rektor Universitas Lambung Mangkurat, Prof Dr Sutarto Hadi menepis kabar bergabung dengan Partai Golkar. Sebab Sutarto masih aktif sebagai Aparatur Sipil

Featured-Image
Profesor Dr Sutarto Hadi angkat bicara soal kabar bergabungnya ke partai Golongan Karya (Golkar). Foto-apahabar.com/Muhammad Syahbani

bakabar.com, JAKARTA - Mantan Rektor Universitas Lambung Mangkurat, Prof Dr Sutarto Hadi menepis kabar bergabung dengan Partai Golkar. Sebab Sutarto masih aktif sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). 

"Ada miskomunikasi antara kami pribadi dengan pengurus Partai Golkar," ujar Sutarto, Rabu (22/3). 

Guru Besar Pendidikan Matematika ULM Banjarmasin ini menyebut semula terjadi kesalahpahaman antara dirinya dengan DPD Partai Golkar Kalimantan Selatan.

Baca Juga: Demi Kuasai Senayan, Golkar Rekrut Eks Kapolda Kalsel hingga Artis

Terutama saat bertemu dengan Sekretaris DPD Partai Golkar Kalsel, Supian HK. Saat itu, Supian menanyakan status kepegawaian Sutarto dalam pertemuannya di Kantor DPD Golkar Kalimantan Selatan. 

Dalam pertemuan itu, Supian HK sempat menanyakan status Sutarto di ULM. Pertanyaan itu pun dijawab bahwa dirinya sudah pensiun sebagai rektor. Namun ternyata Sutarto tak lagi menjabat sebagai rektor, tetapi masih menyemat status ASN. 

Baca Juga: Sebut Terjadi Miskomunikasi, Mantan Rektor ULM Banjarmasin Nyatakan Mundur dari Golkar

"Beliau mengira saya pensiun sebagai ASN," jelasnya.

Lalu, Supian meminta dan mendokumentasikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Sutarto. Tak berselang lama, Sutarto mendapat undangan untuk hadir dalam Konsolidasi dan Rapat Fungsionaris di Gedung Graha DPP Partai Golkar, Minggu (19/3) kemarin. 

"Kebetulan saat itu saya berada di Jakarta. Dan langsung diminta merapat ke acara," beber pria berusia 57 tahun itu.

Pada saat itulah Sutarto dipakaikan jaket dan diserahkan Kartu Tanda Anggota Golkar.

Baca Juga: Yusril Ihza Sambangi Golkar, Bahas Peluang Koalisi Pilpres 2024

"Ketika saya datang langsung diminta duduk di depan. Tak mungkin saya mengacaukan acara. Jadi saya ikuti saja," jelasnya.

Setelah acara tersebut selesai, Sutarto pun menjelaskan bahwa dirinya memang pensiun sebagai rektor. Tapi tidak sebagai ASN. Sehingga ia mengubah sikap politiknya untuk menunda bergabung dengan Golkar.

"Usia saya sekarang 57. Baru pensiun sebagai Guru Besar di usia 70. Masih 13 tahun lagi," bebernya.

Pasca-kejadian itu, Sutarto pun menghubungi Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Prof Ir Nizam guna berkonsultasi terkait masalah tersebut.

Baca Juga: Elektabilitas Kecil, Partai Golkar Realistis Tentukan Nasib Airlangga Hartarto

Atas saran Dirjen Dikti, Sutarto pun akhirnya menyampaikan surat pernyataan mengundurkan diri sebagai anggota partai Golkar.

"Minggu saya terima KTA, Senin saya mengundurkan diri. Atas saran itu saya mengundurkan diri. Walaupun hanya sehari ditetapkan," ucapnya.

Selain itu, dijelaskan Sutarto bahwa persoalan ini juga sudah dikomunikasikan dengan pengurus Golkar.

"Dan pengurus partai Golkar memaklumi hal ini," pungkasnya.

Sebelumnya, kabar berembus terkait bergabungnya mantan Rektor Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Prof Sutarto dengan Partai Golkar pada Minggu (19/3).

Tak hanya Sutarto, mantan Kapolda Kalsel, Irjen Pol (Purn) Rikwanto juga melabuhkan diri ke partai bergambar beringin itu.

Bergabungnya dua tokoh ini juga sempat ditegaskan oleh Sekretaris DPD partai Golkar Kalsel, Supian HK. 

Baca Juga: Golkar Umbar Tiket Cagub Jabar, Ridwan Kamil Tersingkir?

“Dengan bergabungnya Prof Sutarto Hadi dan Jenderal (Purn) Rikwanto menambah kekuatan Partai Golkar, khususnya di Kalsel. Apalagi, kedua tokoh ini sudah dikenal masyarakat Banua,” ujar Supian.

Supian juga klaim bahwa Sutarto dan Rikwanto sudah beberapa bulan lalu bergabung di Golkar.

“Sebenarnya sudah beberapa bulan lalu, Sutarto dan Rikwato bergabung ke Golkar. Baru hari ini secara resmi diberikan KTA dan disematkan baju Golkar kepada keduanya,” kata Supian.

Editor


Komentar
Banner
Banner