bakabar.com, MARABAHAN – Kerap digelar di level desa, balap kelotok ces berpotensi dikembangkan menjadi agenda tahunan yang lebih besar di Barito Kuala.
Balap kelotok ces hampir setiap tahun digelar di Desa Banua Anyar, Kecamatan Bakumpai. Bahkan dalam penyelenggaraan terkini, Rabu (6/10), peserta semakin banyak hingga mencapai 52 kelotok.
Tak cuma desa-desa di Bakumpai, tetapi juga dari kecamatan di kabupaten tetangga. Di antaranya Kecamatan Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan, serta Kecamatan Candi Laras Utara di Tapin.
“Perlombaan ini cukup unik, karena bisa disaksikan langsung dari rumah warga tanpa harus berkerumun,” sahut Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS, di sela-sela pelaksanaan lomba.
Atas keunikan itu, tidak tertutup kemungkinan digelar balap kelotok ces di level yang lebih tinggi, serta menjadi agenda sport tourism setiap tahun.
“Mudahan bisa menjadi event yang lebih besar di level kabupaten, mengingat salah satu potensi Batola terletak di perairan,” beber Noormiliyani.
“Namun akan dilakukan kajian terlebih dulu, karena terdapat banyak hal yang harus diperdalam. Salah satunya keamanan peserta. Intinya harus dibuat semacam Standar Operasional Proseder (SOP),” imbuhnya.
Sementara regulasi balap kelotok ces yang sudah digelar, memang masih sederhana. Joki kelotok ces juga minim peralatan keamanan.
“Biasanya event ini digelar bertepatan dengan HUT Kemerdekaan. Namun terpaksa diundur, karena terbentur PPKM level 4,” papar M Hairani, Kepala Desa Banua Anyar.
“Inisiatif penyelenggaraan awalnya adalah mempererat silaturrahmi antar desa di Kecamatan Bakumpai, baik warga maupun kepala desa,” imbuhnya.
Sedangkan kategori lomba tetap mempertandingkan kelotok yang terbuat dari kayu ulin, serta mesin 18 hingga 22 HP.
“Insyallah balap kelotok ces sudah masuk agenda tahunan, karena masyarakat dari kabupaten tetangga juga telah berpartisipasi,” tandas Hairani.