Pameran Lawasan Saklawase

Bernostalgia di Pameran Lawasan Saklawase 01 'Romansa Radio'

Ratusan radio tersebut ditampilkan dalam pameran bertajuk "Lawasan Saklawase 01 dengan tema 'Romansa Radio' di Kota Magelang.

Featured-Image
Pameran radio antik kota magelang (Apahabar.com/Arimbihp)

bakabar.com, MAGELANG - Radio, sarana penyebar informasi sekaligus hiburan masyarakat itu berjajar rapi di ruang Loka Budaya Soekimin Adiwiratmoko, Kota Magelang.

Sebagian besar radio-radio itu masih hidup dan bisa menangkap gelombang suara dengan baik. Bahkan, tak sedikit yang masih menyiarkan lagu-lagu yang populer di eranya serta dapat digunakan untuk memutar kaset pita yang legendaris pada masanya.

Ratusan radio tersebut sedang ditampilkan dalam pameran bertajuk "Lawasan Saklawase 01 dengan tema 'Romansa Radio'.

"Ada 60-an radio milik saya yang ikut dalam pameran ini, ada juga milik teman-teman dari Kota Tua serta kolektor," kata kurator pameran Dimas Indra Febriyanto Kamis (28/9).

Pengunjung sedang melihat kaset pita dan radio (Apahabar.com/Arimbihp)
Pengunjung sedang melihat kaset pita dan radio (Apahabar.com/Arimbihp)

Jenis dan merek radio yang ditampilkan pada pameran tersebut juga beragam. Ada Philips, Telesonic, Noble, Gema Nusantara, Citizen, Sanyo, hingga National.

Menurut Dimas, selain merek, radio juga dikelompokkan berdasarkan cara menangkap gelombang dan bentuknya yang beragam

"Misalnya seperti yang ditampilkan di sini, ada radio saku hingga radio kabinet," kata Dimas menjelaskan.

Baca Juga: Magelang Etno Carnival 2023, Upaya Hidupkan Gairah Kesenian Rakyat

Lebih lanjut, Dimas menceritakan, radio-radio itu dapat menangkap gelombang medium wave (MW) atau sekarang disebut amplitude modulation (AM) untuk siaran lokal.

Kemudian, lanjut Dimas, ada juga jenis radio short wave (SW) untuk menangkap siaran luar negeri. Radio SW sempat menjadi primadona. Sebab, pada masa itu belum ada frequency modulation (FM).

Ketua Dewan Kesenian Magelang, M Nafi saat bertemu awal media di pameran (Apahabar.com/Arimbihp)
Ketua Dewan Kesenian Magelang, M Nafi saat bertemu awal media di pameran (Apahabar.com/Arimbihp)

"Kalau radio yang SW itu biasanya digunakan orang Belanda yang masih tinggal di Indonesia untuk mendengarkan berita di negaranya," imbuh Dimas.

Menelusuri lebih dalam ke pameran, pengunjung dapat melihat aneka radio tabung dari era sebelum kemerdekaan, 1930-an hingga 1990-an secara gratis.

Dimas menuturkan, pameran Romansa Radio bertujuan untuk lebih merayakan radio.

"Terlebih di era masa kini, belum banyak masyarakat yang mengetahui jenis-jenis radio lawasan. Terutama generasi muda," katanya.

Dimas menilai, pameran bertajuk Romansa Radio bisa menjadi ajang kampanye dan membangkitkan memori masa dulu ketika melihat suatu radio.

Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Kota Magelang Muhammad Nafi menuturkan, pameran yang diinisiasi komunitas pecinta radio lawas itu rencananya bakal digelar berkelanjutan.

Baca Juga: Kampung Kwarasan, Kampung Sehat Karya Thomas Karsten di Magelang

"Pameran ini juga menjadi ajang untuk mengajak masyarakat agar mengenal dan mau melestarikan barang lawasan," ujarnya.

Bagi pengunjung yang berminat untuk melihat pameran tersebut, bisa mengunjungi Loka Budaya Kota Magelang mulai 28 September hingga 1 Oktober.

Bukan cuma pameran, pengunjung juga bisa menyaksikan berbagai kegiatan sekaligus bernostalgia dengan mengikuti acara kumpul penyiar lawas, monolog.

Pengunjung juga bisa melihat atau membeli aneka barang antik yang dipamerkan di pintu depan Loka Budaya.

"Ada juga selusur sejarah bersama Mlaku Magelang, musik senja, hingga sarasehan sejarah," pungkas Nafi.

Editor
Komentar
Banner
Banner