Ekosistem UKM

Berdayakan UMKM, KemenKopUKM Sempurnakan Smesco jadi Ekosistem UKM

KemenkopUKM tengah menyempurnakan transformasi Smesco menjadi sayap dagang atau hub UMKM untuk bisa masuk pasar dalam maupun luar negeri.

Featured-Image
Salah seorang pembeli berbelanja di salah satu booth UMKM yang terlibat pada Pasar Kaget Ramadhan Smesco, di Jakarta, Senin (10/4/2023). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) tengah menyempurnakan transformasi Smesco menjadi sayap dagang atau hub UMKM untuk bisa masuk pasar dalam maupun luar negeri dan menjadi ekosistem UKM.

“Tinggal beberapa lah, tinggal kita sempurnakan lagi. Nanti juga Smesco akan jadi ekosistem bisnis supaya nanti anak-anak muda yang mau bisnis itu gampang lah,” kata MenKopUKM Teten usai membuka Pasar Kaget Ramadan Smesco di Jakarta, Senin (10/4).

Menteri Teten menuturkan Smesco nantinya akan menjadi rumah bagi UMKM layaknya Sarinah. Namun, berbeda dengan Sarinah yang mengusung konsep business to customer (b2c) atau langsung menjual ke konsumen, Smesco akan menjadi center of excellence bagi para pelaku UMKM untuk pengembangan produk-produk UMKM yang unggul dan inovatif tanpa harus memiliki anggaran khusus untuk research and development.

"Smesco jangan mengulang lagi, menduplikasi Sarinah. Ini yang kita konsepkan model bisnis ya, yang sudah ada kan kita sudah menjadi bagian ekosistem mengurus semua nanti perizinan, produksinya juga, akses bahan baku. Juga hilirnya ada payment centre juga untuk bantu pengiriman ke berbagai tempat juga kita siapkan," ujarnya.

Baca Juga: Entrepreneur Hub, Ajang KemenKopUKM Lahirkan Wirausaha Andal

Selain sebagai ajang menjadikan UMKM naik kelas, Smesco juga dimanfaatkan pemerintah untuk menghubungkan pelaku UMKM ke konsep bisnis. Mulai dari permodalan hingga suplai bahan baku, sehingga nantinya bisa setara dengan industri.

“Business plan terhubung tadi ke ekosistem. Bisnisnya apa, permodalannya apa, ke suplai bahan bakunya, ke produksinya. Tidak harus punya pabrik sendiri-sendiri, kita bikinkan rumah produksi di mana-mana, jadi produknya nanti standar sekelas industri,” jelas Teten.

Ia pun mencontohkan salah satu solusi model bisnis yang disediakan Smesco adalah skyeats yang menyediakan fasilitas pengintegrasian dapur dengan teknologi sterilisasi modern retort untuk makanan sehingga produk tetap awet untuk dipasarkan ke pasar yang lebih luas.

Baca Juga: Lanjutkan Penanganan Koperasi Bermasalah, KemenKopUKM Bentuk Tim Khusus

Teknologi retort memungkinkan pelaku UMKM Indonesia memiliki produk makanan yang bisa disimpan pada suhu ruang hingga 12 bulan, tanpa bahan pengawet. Sehingga produk tidak lagi dibatasi oleh waktu dan jarak yang artinya UMKM dapat menjangkau pasar yang lebih luas.

“Misalnya produk-produk kuliner kita udah kerjasama Skyetas itu semacam rumah produksi bersama ini dikelola secara bisnis. Jangan berpikir wah bayar, iya memang. Ini kita mau ngajarin orang bisnis bukan gratis gitu, tak pernah bagus untuk berkembang kalau kita kasih hibah,” tandasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner