Hot Borneo

Bencana Ablasi Sungai Kahayan Berstatus Tanggap Darurat

Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin, menetapkan status tanggap darurat bencana tanah longsor akibat ablasi yang melanda kawasan permukiman di pinggir Sungai

Featured-Image
Kondisi rumah warga yang terkena ablasi tanah longsor di bantaran Sungai Kahayan. Foto: apahabar.com/Andre

bakabar.com, PALANGKA RAYA - Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin, menetapkan status tanggap darurat bencana tanah longsor akibat ablasi yang melanda kawasan permukiman di pinggir Sungai Kahayan.

Status tanggap darurat dikeluarkan menyusul longsor susulan di Jalan Kalimantan, Kecamatan Pahandut. Akibat kejadian ini, 4 rumah rusak dan 23 jiwa harus mengungsi.

Sebelumnya ablasi Sungai Kahayan terjadi di kawasan permukiman Jalan Flamboyan Bawah, juga di Kecamatan Pahandut. 5 rumah ambruk yang menyebabkan 30 jiwa harus tinggal di posko pengungsian.

"Untuk menghindari korban jiwa andai terjadi ablasi susulan, masyarakat yang bermukim di pinggiran Sungai Kahayan diimbau untuk selalu waspada," papar Fairid Naparin, Kamis (12/1).

Adapun rencana relokasi warga korban abrasi Sungai Kahayan, masih dalam tahap pengkajian administrasi. 

"Kami sedang berkonsultasi dengan BPK, BPKP dan kementerian terkait untuk memastikan langkah dan solusi dalam merelokasi warga korban abrasi," jelas Fairid.

Kalau rencana tersebut terealisasi, warga diharapkan tidak lagi bermukim di pinggiran Sungai Kahayan.

"Masyarakat sudah diberi pengertian dan foto zona risiko yang menunjukkan bantaran Sungai Kahayan sudah tidak layak lagi dijadikan kawasan pemukiman," tegas Fairid.

Sedianya bukan perkara mudah merelokasi penduduk, karena mereka sudah merasa nyaman menetap di pinggir sungai. Andaipun harus direlokasi, mereka berharap tak terlalu jauh dari sungai.

"Makanya saya tidak menyekapati keinginan warga yang minta relokasi di pinggiran sungai. Dikhawatirkan kejadian serupa akan terulang lagi," tegas Fairid.

Dalam upaya relokasi, Pemkot Palangka Raya telah menawarkan kerja sama dengan sejumlah pengembang, "Terpenting warga korban ablasi tidak kembali ke pinggiran sungai yang berpotensi longsor" pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner