bakabar.com, JAKARTA - Niat Belanda mengembalikan harta Kesultanan Banjar mengemuka. Dari intan Sultan Adam, kursi 'De Troon van Sultan Adam', hingga mahkota berlapis emas.
Penelusuran bakabar.com, total sebanyak 21 barang keraton Banjar yang disita oleh Belanda semasa Perang Banjar. Daftar tersebut diperoleh media ini dari Yayasan Pangeran Hidayatullah di Cianjur.
Dari belasan benda bersejarah yang dijarah Belanda itu, yang termasyhur tentu saja adalah intan Sultan Adam. Berhasil dirampas oleh Belanda, berlian 103 karat itu kabarnya sampai kini berada di Rijkmuseum, Amsterdam, Belanda.
Rencana pengembalian harta Kesultanan Banjar dari Belanda sejatinya mencuat ketika Raja Belanda Willem Alexander bertemu dengan Presiden Joko Widodo, 2020 silam.
Baca: Belanda Pulangkan Keris Diponegoro, Tengkorak Demang Lehman Kapan?
Guna mengecek siapa ahli waris harta-harta tersebut, sejumlah jurnalis dari Amsterdam datang menemui Pangeran Yusuf Isnendar. Kepada Pangeran Cepi, sapaan Yusuf, para wartawan itu ingin mendalami lagi sejarah Kesultanan Banjar.
Pangeran Cepi ialah keturunan keempat Pangeran Hidayatullah. Ia penerus trah keturunan Kesultanan Banjar yang lahir di Cianjur Jawa Barat, tempat di mana kakeknya itu diasingkan Belanda.
Pangeran Hidayatullah, Raja Banjar bergelar Sultan Hidayatullah Halil Illah itu berkuasa pada September 1859 sampai Maret 1862. Belanda menangkapnya setelah berkali-kali gagal dengan menggunakan jurus tipu muslihat bahwa ibunda sang Pangeran sakit hingga ia harus keluar dari hutan persembunyiaannya.
Lahir di Martapura pada 1822, Pangeran Hidayatullah tutup usia dalam pengasingan di Cianjur, Jawa Barat, 24 November 1904 di usia 82 tahun. Ia adalah pejuang tanah air dari pengaruh kolonialisme.
Kepada para wartawan Belanda, Pangeran Cepi menjelaskan seputar jati dirinya hingga Perang Banjar yang menjadi perang terlama dalam sejarah perlawanan terhadap Belanda itu. Cepi juga menunjukkan sejumlah aset Kesultanan Banjar kepada para wartawan Belanda di Museum Nasional RI di Jakarta pada Minggu (2/10).
Lantas bagaimana intan Sultan Adam bisa jatuh ke tangan Belanda? Ketika itu, kata dia, Perang Banjar sedang berkecamuk. "Keraton dijarah terus dibakar pada 11 Juni 1860," ujarnya kepada bakabar.com.
Padahal sesuai kontrak Kesultanan Banjar dan Kerajaan Hindia Belanda, keraton dinyatakan secara tegas sebagai suatu negara vazal yang sah dan abadi atau een wettig en onsterfelijk leen. Sebelum dibakar itulah Kerajaan Hindia Belanda menguras isi Keraton Banjar.
Totalnya berjumlah 21 item. Mulai dari kursi kerajaan berlapis emas, mahkota dari emas bertahtakan berlian dan batu mulia dengan nama "De Kroon van Sultan Adam".
Ada juga intan 120 karat, 103 karat, 83 karat, 70 karat dan sejumlah intan 40 dan 30 karat. Kemudian, sejumlah uang emas dan perak, payung tinggi salut emas, payung ubur-ubur, dan keris naga.
Menurutnya, tidak akan pernah ada keris buatan tangan yang sama dengan yang disita Belanda. Keris itu tiruannya dibuat oleh Josef Marcelin di Swedia dari emas murni 24 karat hablur timah hitam terbaik sebanyak seribu buah.
Belanda juga menyita sejumlah keris lain di antaranya "Baru-lembah panduk" bertabur intan, dan beberapa tombak "Si Maruta" hingga "Si Macan" dan teming emas dan perak.
Selanjutnya gong "Menah", gamelan "Si Rarancakan", batung paksaan nabi, marjan "Si Gantar Bumi, bokor emas hingga tempat meludah raja atau "peludahan" dari emas.
"Setahu saya yang dibawa ke Belanda kebanyakan intan saja, yang emas disimpan di museum kita," ujar Pangeran Cepi.
Lantas dari banyak barang tersebut mengapa intan Sultan Adam yang menjadi prioritas? "Berlian paling larang [mahal]," ujar Cepi.
Lalu bagaimana dengan kepala Panglima Perang Banjar, Demang Lehman yang dijatuhi hukuman gantung oleh Belanda pada 1864 silam?
"Kalau soal kepala itu lain kisahnya, kita tentu mendukung pengembalian kepala itu," ujar Pangeran Cepi.
Baca: Belanda Mau Kembalikan Kepala Demang Lehman, Tapi Ada Syaratnya
Sejarawan Universitas Lambung Mangkurat Mansyur sepakat jika berlian menjadi hak Kesultanan Banjar yang paling prioritas untuk dipulangkan ke tanah air.
"Yang nyata ada dulu dan yang memang direncanakan dikembalikan yaitu intan," ujarnya.