bakabar.com, MARABAHAN – Akibat hujan dan beban yang bertambah berat, kerusakan ruas jalan nasional di Desa Gampa Asahi, Kecamatan Rantau Badauh, semakin parah.
Setidaknya dalam sebulan terakhir, intensitas lalu lintas kendaraan berbagai jenis dan bobot di kawasan tersebut mulai padat.
Terlebih pasca kerusakan jembatan di Jalan Ahmad Yani Kilometer 55 Mataraman, Kabupaten Banjar, ruas Jalan Marabahan-Margasari menjadi jalur utama menuju Banua Enam.
Bahkan ketika jembatan darurat di Kilometer 55 sudah dipasang, tetap saja jumlah kendaraan tidak berkurang.
Kebanyakan pengguna jalan beralasan menghindari kemacetan panjang, mengingat lalu lintas di jembatan Kilometer 55 menggunakan sistem buka tutup.
“Dibanding melewati Mataraman, lebih baik kami lewat Marabahan saja. Masalahnya kami pernah terjebak macet selama sekitar 2 jam di Mataraman,” ungkap Hasbi, salah seorang warga Barabai yang melintas, Jumat (5/2).
Namun pengendara juga harus berhati-hati, terutama ketika memasuki kawasan Gampa Asahi.
Tak hanya sempit, di jalan sepanjang sekitar 3 kilometer itu tersebar lubang yang dapat menjebak kendaraan.
Salah satunya dialami sebuah truk Mitsubishi Fuso bermuatan. Ban depan kiri mobil itu terperosok cukup dalam di bahu jalan, setelah berpapasan dengan kendaraan lain, Rabu (3/2).
Menindaklanjuti kerusakan yang bertambah parah, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan berjanji segera melakukan perbaikan.
“Kami telah menugaskan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk melakukan perbaikan sementara,” jelas Syauqi Kamal, Kepala BPJN Kalsel.
“Perbaikan memang hanya berupa penutupan lubang-lubang. Sedangkan penanganan permanen dilakukan berbarengan dengan pelebaran,” imbuhnya.
Sama seperti kerusakan Jalan Trans Kalimantan di Simpang Serapat, kerusakan parah ruas Gampa Asahi diluar perkiraan.
Faktanya BPJN Kalsel sudah berencana memperlebar ruas jalan itu dalam tahun anggaran 2021. Badan jalan yang semula hanya 4 meter, diperlebar menjadi 7 meter.
“Direncanakan pelebaran ruas jalan sepanjang kurang lebih 3 kilometer itu dilakukan secara multiyears selama dua tahun,” tegas Syauqi.
“Memang proyek perlebaran belum masuk tender Namun kami yakin pengerjaan sudah bisa dimulai 2021 ini,” tandasnya.