bakabar.com, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) melakukan sejumlah langkah strategis untu menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan menjelang Iduladha 2023
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, pihaknya berkolaborasi bersama kementerian atau lembaga, Pemerintah Daerah (Pemda), BUMN, BUMD, asosiasi dan pelaku usaha guna memaksimalkan bantuan pangan untuk masyarakat berpendapatan rendah.
Menurut Arief, meningkatnya permintaan menjelang Iduladha merupakan siklus tahunan di mana pemerintah harus memastikan pasokan aman dan terjangkau sehingga tidak terjadi kelangkaan yang menyebabkan melonjaknya harga.
"Kita bersama seluruh stakeholders tentunya terus memantau pergerakan pasokan dan harga pangan, juga melakukan intervensi di lapangan melalui serangkaian kegiatan antara lain gerakan pangan murah dan fasilitasi distribusi pangan untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan pangan jelang Iduladha." ujar Arief dalam keterangannya di Jakarta, Senin (19/06).
Baca Juga: Ketahanan Pangan, Bapanas: Berbasis Kedaulatan dan Kemandirian
Arief juga menegaskan tentang pentingnya kerja sama antar daerah dalam membangun sinergi keterjangkauan pangan sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
"Kerja sama ini penting untuk didorong agar terbangun konektivitas antardaerah dan setiap daerah mampu memetakan potensi pangannya dan memiliki exit strategy mengatasi dinamika inflasi pangan dan tantangannya," ujarnya.
Selain itu, Arief menjelaskan adanya instrumen lain dengan menyalurkan bantuan pangan beras, daging ayam, dan telur ayam kepada masyarakat berpendapatan rendah dan keluarga berisiko stunting.
Adapun untuk daging sapi yang biasanya mengalami peningkatan permintaan pada momentum Iduladha, dipastikan dalam kondisi yang cukup. Kebutuhan daging sapi bulan Juni mencapai 240 ribu ton yang dipenuhi dari stok carry over bulan sebelumnya sebesar 62,5 ribu ton.
Baca Juga: Bapanas minta Bulog Pasok Kedelai ke Pengrajin Tahu dan Tempe
Jumlah itu ditambah potensi produksi daging sapi atau kerbau lokal sebanyak 779,7 ribu ekor (setara dengan 137,5 ribu ton), serta tambahan dari pengadaan luar negeri sebesar 69,9 ribu ton.
"Sehingga di akhir Juni 2023 stok daging sapi/kerbau masih surplus sekitar 29,7 ribu ton," terangnya.
Arief menambahkan, monitoring harga secara harian juga dilakukan, termasuk bersinergi dengan seluruh dinas pangan provinsi dan kabupaten/kota, sehingga bisa terpantau kondisi pergerakan harga secara nasional.
Pada momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) biasanya terjadi kenaikan permintaan yang menyebabkan kenaikan harga pada beberapa komoditas tertentu. "Namun kita akan terus memastikan bahwa pasokan cukup, dan harga terjangkau melalui serangkaian instrumen kebijakan stabilisasi serta monitoring pasokan dan harga." papar Arief.
Baca Juga: Penurunan Produksi Gula India, Bapanas: Sebabkan Harga Gula Mahal
Sementara itu, Gerakan Pangan Murah (GPM) menjadi salah upaya pengendalian inflasi pangan di mana pemerintah menyediakan berbagai bahan pangan pokok strategis antara lain beras, minyak goreng, daging ayam, daging sapi, cabai, bawang, dan lainnya dengan harga yang terjangkau atau di bawah harga pasar.
Sejak awal 2023 hingga saat ini NFA telah memfasilitasi GPM di 28 Provinsi dan 117 kabupaten/kota dengan frekuensi mencapai 215 kali kegiatan GPM. GPM akan terus ditingkatkan frekuensinya hingga menjelang Iduladha diupayakan mengelar GPM serentak di H-3 di 290 lokasi di seluruh Indonesia.
Sedangkan untuk Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) mencakup beragam komoditas seperti beras, jagung, gula konsumsi, dan minyak goreng yang didistribusikan dari daerah surplus ke daerah defisit. Total distribusi di tahun 2023 mencapai 1.200 ton.