bakabar.com, JAKARTA - Kimia Farma Laboratorium & Klinik, sebagai bagian dari Kimia Farma Group, siap membantu dan mendukung penanganan stunting melalui kerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Direktur Utama Kimia Farma Laboratorium & Klinik Ardhy Nugrahanto Wokas di Jakarta, Selasa (7/3) menjelaskan soal kerja sama BKKBN melalui Program Elektronik Siap Nikah dan Hamil (ELSIMIL) yang merupakan aplikasi BKKBN.
"Aplikasi tersebut harus diisi oleh calon pengantin dan calon pengantin harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, sehingga hasilnya bisa kita unggah ke sistem," ujarnya
Selanjutnya, Kimia Farma Laboratorium & Klinik melakukan bridging sistem, sehingga apa yang nanti dihasilkan bisa langsung terunggah ke sistem dan juga tersertifikasi karena dilakukan Kimia Farma Laboratorium & Klinik.
Baca Juga: Dukung Kimia Farma, INA dan Silk Road Fund Resmi Jadi Investor Strategis
"Sistem kita akan terkoneksi langsung dengan sistem BKKBN sehingga diharapkan prosesnya bisa lebih ramping dan datanya bisa terhubung secara otomatis dengan sistem mereka yang sudah ada," terangnya.
Selain untuk menekan stunting, Kimia Farma Laboratorium & Klinik juga menggelar kelas pranikah khusus calon pengantin, di mana nantinya akan ada banyak kelas edukasi.
"Kami yakin dan percaya dengan melakukan kontrol terhadap calon pengantin, maka upaya untuk mengontrol stunting sampai 14 persen bisa tercapai," kata Ardhy.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta agar Program Percepatan Penurunan Angka Prevalensi Stunting menjadi sebuah gerakan nasional di masyarakat saat ini.
Baca Juga: Warning, Obesitas Juga Bisa Picu Stunting
Muhadjir menuturkan bahwa partisipasi dari semua pihak merupakan hal penting, agar program percepatan penurunan stunting bisa tumbuh mendarah daging dalam pikiran dan hati masyarakat.
Kewaspadaan terhadap stunting, katanya, juga harus ditingkatkan karena terdapat data dari Bank Dunia di tahun 2019, yang menyatakan sebesar 54 persen angkatan kerja produktif di Indonesia merupakan mantan anak yang terkena stunting.