Tak Berkategori

Banjir HST; Warga Kesulitan Air Bersih hingga Gatal-Gatal

apahabar.com, BARABAI – Banjir yang kini melanda Hulu Sungai Tengah (HST) membuat warga sulit mencari air…

Featured-Image
Ruas jalan di pusat Kota HST masih terendam air, Selasa (16/11). Foto- apahabar.com/Lazuardi.

bakabar.com, BARABAI – Banjir yang kini melanda Hulu Sungai Tengah (HST) membuat warga sulit mencari air bersih hingga penyakit gatal-gatal.

Warga di Hulu Sungai Tengah (HST) mulai kesulitan air bersih karena debit air masih tinggi, sementara air yang disalurkan PDAM tidak mengalir ke rumah-rumah warga.

img

Sebagian warga masih menetap di pengungsian Aula SMAN 1 HST. Foto-bakabar.com/Lazuardi.

Rusdiansyah, salah satu Warga Munti Raya, Kelurahan Barabai Darat yang terdampak banjir terpaksa tetap tinggal di pengungsian di Aula SMAN 1 HST bersama keluarganya. Rumahnya masih digenangi air. Ketinggiannya mencapai semata kaki di dalam rumah.

“Belum bisa bersih-bersih total. Jadi menunggu air benar-benar turun baru ke rumah,” kata lelaki yang berprofesi sebagai penjaga sekolah ini kepada bakabar.com, Selasa (16/11) petang.

Selain kesulitan air bersih, warga terdampak banjir juga mengeluhkan gatal-gatal dan diserang kutu air. Beruntung, suplai makanan dan obat-obatan diakomodir Pemkab HST.

“Kita sudah menyiapkan dapur umum di Posko Induk Stadion Murakata,” kata Plt Camat Barabai, Ramadhan.

Namun, kata Ramadhan, logistik yang bakal disalurkan itu dikhususkan untuk warga yang rumahnya benar-benar terdampak dan yang mengungsi. Caranya untuk mendapatakn logistik ini bisa melalui Ketua RT setempat dan secara berjenjang.

Saat ini, kata Ramadhan, jumlah pengungsi di 5 titik pengungsian di Barabai sudah mulai berkurang, karena debit air berangsur-angsur menurun.

Kendati demikian, sebagian ruas jalan di pusat Kota HST masih digenangi air. Ketinggiannya bervariasi dari semata kaki hingga sepaha orang dewasa.

Ada 6 kelurahan yang terdampak banjir di Kecamatan Barabai ini. Daerah terparah terdampak banjir, yakni di Kelurahan Barabai Darat, khususnya di Munti Raya dan sekitarnya masih tinggi.

“Untuk menyuplai makanan ke sana kemaren, para relawan harus berkutat dengan arus deras air,” terang Ramadhan.



Komentar
Banner
Banner