bakabar.com, BANJARMASIN – Banjarmasin tengah dilanda banjir rob alias air pasang. Sungai meluap seiring naiknya air laut. Fenomena alam ini diprediksi berlangsung hingga 12 Desember mendatang. Puncaknya terjadi pada tanggal 7 – 9.
Di tiga hari itu ketinggian air mencapai 2.6 meter di atas permukaan air laut (MDPL). Sederhananya, dataran berposisi di bawah itu bakal terendam.
Senin (6/12) dini hari, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarmasin merilis data sebaran banjir rob. Mencakup di lima kecamatan. Paling parah berada 17 titik.
Lantas apa penyebab banjir rob di Banjarmasin begitu luas? Pertanyaan ini disodorkan kepada Kepala Bidang Sungai, Dinas PUPR Banjarmasin, Hizbul Wathoni.
“Kesimpulan kami dari hasil survei karena air pasang berbarengan dengan derasnya hujan,” jawab Thoni kepada media ini, Senin malam.
Dari data yang dikantongi Thoni tercatat ketinggian air pasang Senin dini hari 2.3 MDPL.
Ketinggian air di angka itu kata Thoni sebenarnya pernah terjadi. Namun luas rendamannya tak separah seperti sekarang.
Wilayah yang kerap menjadi langganan terendam akibat air pasang hanya terjadi di dua kecamatan. Banjarmasin Barat dan sebagian lagi di Selatan.
“Kalau cuma pasang biasanya terjadi di Banjarmasin Barat. Contoh daerah Pelambuan, Trisakti, sama Zafri Zam-zam. Sebagian Selatan. Daerah Mantuil. Tapi ini sampai ke tengah kota,” bebernya.
Tengah kota yang dimaksud Thoni diantaranya adalah di Jalan Hasan Basri, Kayutangi I dan II termasuk Jalan Flamboyan di Banjarmasin Utara.
Seperti diketahui, di kawasan tersebut hingga Senin siang terendam air masih tergolong tinggi.
Thoni bilang dulunya kawasan itu jauh dari air pasang. “Sekarang masuk banjir rob juga. Kalau dulu di sana terendam karena hanya curah hujan tinggi,” bebernya.
Thoni mengungkapkan dari hasil analisa, lambatnya genangan air di kawasan tersebut surut dikarenakan jarak aliran sungai yang cukup jauh.
“Andalan keluaran air di Sungai Kidaung tembus ke Sungai Kuin. Memang agak lambat. Karena jaraknya jauh,” imbuhnya.
Lantas apa solusi untuk menanggulangi masalah itu? Thoni bilang dengan cara pompanisasi. “Ada 10 unit yang kami siapkan,” katanya.
Pompa-pompa itu memang tak bisa menahan naiknya air. “Tapi setidaknya bisa membantu untuk titik-titik rendamannya yang airnya lambat surut. Kami masih menginventarisir titiknya,” katanya.
Lebih jauh Thoni mengakui bahwa puncak air pasang terjadi pada 7 – 9 Desember nanti. Saat itu ketinggian air berada pada 2.6 MDPL.
Banjarmasin mamang dikenal dengan sebutan kota seribu sungai. Ada lebih baik kembali ke perkataan Thoni. Saat air pasang berada pada puncaknya berdoa tak dibarengi hujan lebat.
“Kemungkinan Rabu malam paling tinggi. Mudah-mudahan tak dibarengi hujan lebat,” pungkas Thoni.