Banjarmasin, meminjam laporan Dinkes ke Wali Kota Ibnu Sina pada periode 12-18 Juli 2021, memiliki 93 kasus per 100 ribu penduduk, perawatan mingguan 35 kasus per 100 ribu penduduk, dengan tingkat keterisian tempat tidur (BOR) per 19 Juli sebesar 76 persen.
Karenanya, Juru Bicara Satgas Covid-19 Banjarmasin, Machli Riyadi membantah jika Banjarmasin sudah masuk level darurat.
"Kesimpulan sementara untuk Kota Banjarmasin PPKM level transisi 2-3, (2 mengarah ke 3)," ujar Machli dihubungi bakabar.com, Selasa (20/7) pagi.
Banjarmasin terakhir kali menerapkan PPKM 28 Juni silam. Itu menindaklanjuti instruksi Gubernur Kalsel Nomor 12 tahun 2021 tentang perpanjangan PPKM berbasis mikro. PPKM ini diperpanjang hingga 12 kali.
Untuk diketahui, malam tadi Presiden Joko Widodo resmi memperpanjang PPKM darurat sampai 25 Juli. Presiden berjanji pelonggaran baru akan dilakukan pada 26 Juli jika kasus menurun.
Sudah Darurat
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Banjarmasin, Matnor Ali ikut angkat bicara merespons status PPKM level III Banjarmasin.
Mengacu keterkendalian pandemi, Matnor meminta Pemkot mengevaluasi sistem pembelajaran tatap muka (PTM).
"Banjarmasin sudah masuk level 3. Sekolah harus 100 persen daring, tidak diperbolehkan lagi PTM," ujar Matnor kepada bakabar.com, Selasa pagi.
"Selama ini pemerintah kota Banjarmasin terkesan memaksakan diri melakukan PTM."
Untuk diketahui, rencana PTM Banjarmasin sudah disimulasikan secara terbatas di sejumlah sekolah zona hijau dan kuning sejak dua pekan ke belakang.
Catatan bakabar.com, jumlah siswa yang terpapar Covid-19 bertambah. Pun dengan tenaga pendidik.
Pekan kedua PTM, Disdik melaporkan 4 siswanya terinfeksi Covid-19.
Di saat yang hampir bersamaan, dua tenaga pendidik juga dilaporkan positif Covid-19.
"SD ada 3 orang dan SMP ada satu siswa," ujar Kepala Disdik Banjarmasin, Totok Agus Daryanto, Senin (19/7) kemarin.
Namun begitu, Disdik berkukuh melanjutkan PTM sampai ada bukti penularan di sekolah atau klaster keluarga.
"Sampai saat ini tidak ada bukti adanya klaster sekolah," ucapnya.
Survei sementara, kata Totok, keinginan atau antusiasme orang tua terhadap PTM cukup besar.
84,42% ortu siswa SD dan 95,53% ortu siswa SMP menyetujui PTM.
"Dari dua ini menjadi pertimbangan Gugus Tugas untuk melanjutkan PTM," pungkasnya.
Disdik Banjarmasin tetap akan mengevaluasi PTM selama per satu minggu ke depan.
"Jika tidak jadi klaster sekolah, insyaallah tetap dilanjutkan," ucapnya.
Dilema Banjarmasin antara Sekolah Tatap Muka atau Penanganan Covid-19