Kalsel

Banjar Darurat Banjir: Air Capai 4 Meter, 1.500 Rumah di Pengaron Terendam

apahabar.com, MARTAPURA – Sampai siang ini, ancaman banjir tak kunjung usai di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan….

Featured-Image
Polisi saat mengevakuasi warga terdampak banjir di Pengaron. Foto-Humas Polda Kalsel for apahabar.com

bakabar.com, MARTAPURA – Sampai siang ini, ancaman banjir tak kunjung usai di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Sejumlah kecamatannya terendam, Pemkab Banjar menetapkan status tanggap darurat banjir.

Status tanggap darurat diberlakukan sejak 11 Januari kemarin hingga 31 Januari mendatang.

Tujuh kecamatan di Banjar terendam banjir, meliputi Kecamatan Sungai Pinang, Pengaron, Simpang Empat, Astambul, Martapura Timur, Martapura Barat, dan Sungai Tabul.

Seiring tingginya curah hujan, dua kecamatan lain menyusul terendam banjir, yakni Mataraman, dan Martapura Kota dengan ketinggian 1-2 meter.

"Sampai saat ini ada 7 Kecamatan yang terdampak banjir dengan perkiraan kondisi air akan terus meninggi karena hujan seharian sampai malam," ujar Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Rifai, Rabu (13/1).

Di Pengaron, misalnya, kepolisian menerjunkan tim khusus untuk mengevakuasi masyarakat yang terdampak bencana banjir.

Sejumlah warga yang telah dievakuasi ditempatkan di rumah-rumah keluarga mereka yang belum terendam, atau dataran yang lebih tinggi.

Kapolres Banjar AKBP Andri Koko Prabowo menambahkan bahwa debit air semakin meningkat.

“Di wilayah ini permukiman penduduk memang berlokasi rendah, sehingga saat musim penghujan seperti saat ini hampir semua rumah tergenang air,” jelas Andri didampingi Kapolesek Pengaron Iptu Herry Bombay.

Banjir, kata dia, kiriman dari luapan air Sungai Riam Kiwa dari wilayah hulu.

15 desa di Pengaron terendam banjir. Antara lain, Desa Atiim, Desa Lumpangi, Desa Benteng, Desa Pengaron, Desa Lobang Baru, Desa Lok Tunggul, Desa Antaraku dan Desa Mangkaok. Mulanya, kata dia, banjir hanya merendam Desa Benteng, dan Desa Pengaron.

“Ada beberapa titik di Desa Benteng dan Desa Pengaron yang ketinggian air bahkan mencapai 3-4 meter,” ucap Iptu Herry Bombay.

Saat ini, baru dua desa tersebut yang termonitor pihaknya.

“Untuk desa yang lainnya masih belum bisa termonitor berapa kedalaman air karena akses jalan terendam air, diperlukan alat transportasi perairan seperti perahu atau jukung,” lanjut Iptu Herry Bombay.

Dari 15 desa yang terendam, Herri melaporkan 1.500 rumah penduduk di Kecamatan Pengaron terdampak banjir.

Selain memberikan pengamanan, polisi juga ikut memberikan nasi bungkus, dan air mineral, sebagai bantuan warga terdampak banjir.

“Sesuai perintah Kapolda Kalsel Irjen Pol Rikwanto, membantu evakuasi kepada warga utamanya, lansia dan anak-anak,” jelasnya.



Komentar
Banner
Banner