bakabar.com, BALIKPAPAN – Jaringan gas (jargas), di Kota Balikpapan, Kaltim, sudah dibangun mulai 2016, dilanjutkan 2018, dan 2020.
Pada 2021 ini Balikpapan tidak kembali mendapatkan sambungan jargas baru, namun akan dilaksanakan studi pendahuluan.
Plt Kabag Perekonomian Arfiansyah, menyampaikan, awalnya pemerintah pusat, melalui Kementerian ESDM mendapat tugas membangun 4 juta sambungan rumah (SR) jargas. Dimulai di 2020-2024 nanti.
Sementara hingga kini sebaran pembangunan jargas sejak 2009-2020 masih rendah, yaitu 537 ribu SR. Ini terdiri dari 535.555 SR dari APBN dan sisanya 1.445 SR dari Non APBN yang tersebar 17 provinsi dan 53 kabupaten/kota.
“Kurang sekira 3,5 juta ini kalau targetnya 2024 maka anggaran diperkirakan tidak mencukupi,” ungkap Arfi, sapaan Arfiansyah, Senin (19/4/2021).
Untuk mempercepat pembangunan tersebut, maka kementerian ESDM menggunakan Perpres Nomor 38 tahun 2015, tentang kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).
“Nah, KPBU ini mekanismenya tender kemudian dikerjakan swasta. Jadi secara bertahap pemerintah membayar pada swasta. Begitu prinsip KPBU,” urainya.
Sehingga, pengerjaan ini sama dengan ditalangi lebih dulu. Itu karena anggaran untuk pembangunan jargas tak mencukupi. Untuk percepatan diserahkan kepada swasta melalui KPBU.
“Mekanisme KPBU ini, pemerintah harus mempersiapkan studi perencanaan. Nah, perencanaan awal dimulai dengan studi pendahuluan,” jelasnya.
Studi pendahuluan ini menurut Kementerian ESDM, butuh 40 lokasi, salah satunya Balikpapan. Balikpapan mendapatkan bantuan studi pendahuluan di 2021 ini.
Tujuannya, agar mengetahui kelayakan rencana kegiatan atau dalam hal ini pembangunan jargas. Dilakukan pula survei minat masyarakat untuk membayar, juga survei potensi gas alam.
“Untuk Balikpapan otomatis terkait kriteria ini memenuhi syarat. Jika nanti studi pendahuluan menghasilkan rekomendasi layak di-KPBU-kan, maka sudah ada garansi bagi kabupaten/kota,” bebernya.
Diperkirakan masing-masing kota akan mendapat 90 ribu SR pemasangan jargas. Studi pendahuluan dilaksanakan 2021, dilanjutkan detail engineering design (DED) dan lelang di 2022.
“Fisik dikerjakan di tahun 2023 – 2024. Ini selama dua tahun 90 ribu kalau menurut perkiraan rata-ratanya. Tapi kan tidak tahu nanti potensinya seberapa banyak di Balikpapan,” terang Arfi.
Dilanjutkannya, Tim konsultan Kementerian ESDM akan melakukan survei dua kali ke Balikpapan sekitar 31 Mei – 11Juni 2021 dan 13 – 17 September 2021 serta tanggal 17 September 2021 untuk melakukan Konsultasi Publik.