Hot Borneo

Balai Bahasa Beberkan Alasan Bahasa Banjar dan Bakumpai Hampir Punah di Kalsel

Penerapan bahasa daerah, yakni bahasa Banjar dan Bakumpai hampir punah di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Featured-Image
Penerapan bahasa daerah, yakni bahasa Banjar dan Bakumpai hampir punah di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN - Meski menjadi tuan rumah, penggunaan Bahasa Banjar dan Bakumpai hampir punah di Kalimantan Selatan.

Kepala Balai Bahasa Kalsel, Armiati Rasyid. mengatakan nasib penggunaan Bahasa Banjar dan Bakumpai kian sangat berbeda.

Khusus penerapan Bahasa Banjar terbilang masih aman, karena orang tua maupun anak-anak tetap menggunakannya di kehidupan sehari hari.

“Tapi seiring berjalannya waktu penutur kedua bahasa daerah ini berkurang, karena generasi muda banyak yang tidak ingin menggunakan bahasa daerah,” ujarnya.

Ia menjelaskan penyebab generasi muda nantinya cenderung tidak memakai kedua bahasa daerah tersebut didasari banyak faktor. Pertama, karena sikap generasi muda menggunakan bahasa Banjar yang sudah luntur.

“Mereka merasa malu dan tidak percaya diri ketika menggunakan bahasa Banjar, sehingga mereka lebih memilih Bahasa Indonesia dan bahasa asing,” ucapnya.

Alasan lainnya, lanjut dia dalam suatu keluarga tidak mewariskan dan menginformasikan bahasa daerah ke generasi selanjutnya.

Alhasil, penggunaan bahasa daerah tersebut bakal ditinggalkan dan berhenti cuma di orang tua.

“Ketiga terjadinya pengawinan campur, sehingga bahasa daerah tidak digunakan lagi. Karena otomatis terjadinya apabila dalam satu keluarga ada bahasa yang dominan, mungkin ada satu bahasa yang ditinggalkan,” tuturnya.

Atas itulah, Balai Bahasa Kalsel melakukan upaya revitalisasi dua bahasa daerah agar tidak punah.

Revitalisasi dengan peserta guru utama dilaksanakan selama empat hari mulai  29 Mei hingga 1 Juni 2023.

Pelatihan kedua bahasa daerah ini juga dilakukan ditempat yang berbeda. Tenaga pengajar yang ikut merupakan guru di tingkat dasar dan menengah.

“Kami harus melibatkan para guru, karena mereka berinteraksi dengan sasaran anak sekolah,” pungkasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner