bakabar.com, BANJARBARU - Gubernur Kalimantan Selatan, H Muhidin, menyatakan dukungan terhadap penyelenggaraan Aruh Pemuda 2025 yang dilaksanakan oleh BasaKalimantan Wiki (BKW).
BKW adalah sebuah komunitas berbasis literasi digital dan budaya lokal. Kegiatan ini berlangsung 30 hingga 31 Juli 2025 di Aula Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Kalsel.
'Gawi Baimbai Bangun Banua, Aksi Pemuda Bersuara, Pemuda yang Berdaya' menjadi tema dalam forum tersebut.
Forum tersebut menjadi ruang kolaborasi pemuda dari berbagai daerah di Kalimantan untuk menyuarakan gagasan, aksi dan kepedulian terhadap berbagai isu pembangunan daerah.
Mewakil Gubernur Kalsel, Asisten III Bidang Administrasi Umum Setdaprov Dinansyah mengapresiasi inisiatif BasaKalimantan Wiki yang telah menciptakan ruang diskusi kreatif, partisipatif dan inklusif bagi generasi muda di Kalimantan.
"Forum tersebut dapat membuka ruang bagi generasi muda untuk terus menyampaikan ide, gagasan dan kepedulian terhadap isu-isu publik," papar Dinansyah.
Dijelaskan bahwa pelestarian bahasa daerah adalah bagian tak terpisahkan dari identitas dan kebudayaan masyarakat. Di sisi lain, terjadi penurunan penggunaan bahasa lokal di kalangan anak muda, terutama di wilayah perkotaan.
"Sejatinya bahasa daerah bukan hanya alat komunikasi, tapi juga cermin kekayaan budaya. Namun sekarang terdapat tantangan besar di tengah modernisasi, karena banyak generasi muda yang tidak lagi tertarik mempelajari bahasa daerah," beber Dinansyah.
Pendekatan digital dan penggunaan Bahasa Banjar yang diusung BKW dinilai relevan dengan kebutuhan. Keterlibatan anak muda dalam isu-isu publik harus difasilitasi dengan pendekatan kontekstual dan berbasis kearifan lokal.
"Pemuda juga harus berani menyampaikan gagasan, tetapi tetap menjunjung etika, kearifan lokal dan nilai-nilai yang hidup di masyarakat," papar Dinansyah.
Sementara Koordinator BasaKalimantan Wiki, Hudan Nur, menjelaskan Aruh Pemuda 2025 bertujuan mendorong perubahan perilaku pemuda agar memiliki motivasi, kesempatan, keterampilan dan partisipasi lebih baik dalam kehidupan bermasyarakat.
"Kami juga berharap pemerintah secara konsisten melibatkan pemuda dalam proses pembuatan kebijakan, sehingga kebijakan yang lahir benar-benar merefleksikan suara pemuda," papar Hudan.
"Makanya kami membangun struktur komunikasi yang difasilitasi melalui teknologi digital," jelasnya.