Histori

Bagaimana Membaca Hilal sebagai Penentu Awal Ramadan?

Praktik rukyatul hilal di Indonesia dimulai sejak masa awal Islam masuk ke nusantara, yakni pada abad pertama Hijriyah.

Featured-Image
Ilustrasi pengamatan Hilal. Foto-net

Proses Kemunculan Hilal Menurut Alquran

Kemunculan hilal umumnya didahului dengan terjadinya ijtimak. Dalam ilmu falak (ilmu astronomi), ijtimak menggambarkan bulan dan matahari pada kedudukan bujur ekliptika yang sama. Secara sederhana, posisi matahari, bumi, dan bulan terdapat dalam satu sisi atau garis yang sama.

Pada dasarnya tidak ada ayat Alquran yang secara eksplisit dan spesifik membahas tentang hilal, akan tetapi bukti kekuasaan Allah atas peredaran benda-benda langit tercantum dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 189,

يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِىَ مَوَٰقِيتُ لِلنَّاسِ وَٱلْحَجِّ ۗ وَلَيْسَ ٱلْبِرُّ بِأَن تَأْتُوا۟ ٱلْبُيُوتَ مِن ظُهُورِهَا وَلَٰكِنَّ ٱلْبِرَّ مَنِ ٱتَّقَىٰ ۗ وَأْتُوا۟ ٱلْبُيُوتَ مِنْ أَبْوَٰبِهَا ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya:Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.

Ayat tersebut diturunkan terkait pertanyaan dua orang sahabat (Mu'az bin Jabal dan Sa'labah bin Ghanam al-Ansari) kepada Nabi SAW tentang penampakan bulan yang senantiasa berubah setiap hari, dari penampakan yang setipis benang dan bertambah setiap hari menjadi bulat penuh. Dari kondisi bulat kemudian semakin menipis dan kembali kepada bentuk semula.

Allah telah menerangkan bahwa Dia telah menetapkan garis edar dari bulan dan menetapkan manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan-Nya. Sejak dari manzilah pertama sampai manzilah terakhir memerlukan waktu antara 29 atau 30 malam, disebut sebagai satu bulan.

Dalam sebulan itu, bulan hanya dapat dilihat selama 27 atau 28 malam, sedang pada malam-malam yang lain bulan tidak dapat dilihat, sebagaimana firman Allah dalam Alquran surat Yasin ayat 39,

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ

Artinya:(Begitu juga) bulan, Kami tetapkan bagi(-nya) tempat-tempat peredaran sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir,) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua.

Alquran menjelaskan terlebih dahulu sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan bahwa bulan itu mulanya berbentuk seperti sabit, kemudian secara berangsur makin besar dan bundar sempurna pada saat purnama. Kemudian, bulan berangsur mengecil kembali hingga terlihat seperti tandan kering yang melengkung.

HALAMAN
123
Editor


Komentar
Banner
Banner