Badai PHK Global

Badai PHK Hantam Perusahaan Raksasa Sejak Awal 2023

Pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai dampak dari pelemahan ekonomi global dan ketidakpastian ekonomi telah menerpa banyak perusahaan multinasional.

Featured-Image
Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai buntut dari kondisi ekonomi global yang kian tak menentu telah menerpa bany. Foto: maxpixel.net

bakabar.com, JAKARTA - Pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai dampak dari pelemahan ekonomi global dan ketidakpastian ekonomi telah menerpa banyak perusahaan multinasional. Tak terkecuali 'Big 4' firma akuntansi global.

KPMG menjadi yang pertama memastikan akan memangkas sebanyak 2% tenaga kerjanya di Amerika Serikat.

Berdasarkan laporan Financial Times Kamis (16/2) diketahui perusahaan tersebut menjadi yang pertama dari empat firma akuntansi terbesar di dunia yang melakukan PHK. Keputusan itu diketahui lewat pengumuman internal.

"Pemangkasan pekerjaan di KPMG tersebut akan berdampak langsung kepada hampir 700 orang," tulis Financial Times.

Baca Juga: Badai PHK Terjadi Dimana-mana, Begini Tanggapan Kepala BKPM

Sebelumnya, beberapa perusahaan keuangan telah memangkas pekerjaan dalam beberapa bulan terakhir, termasuk bank-bank besar Wall Street, manajer aset, dan perusahaan fintech di tengah lingkungan ekonomi makro yang terus bergejolak.

Juru bicara KPMG dalam pernyataan resmi seperti dikutip Reuters menyebutkan ketidakpastian yang berkepanjangan telah mempengaruhi bagian tertentu dari bisnis yang dijalankan.

"Bisnis dan prospek kami tetap kuat. Namun, kami telah mengalami ketidakpastian berkepanjangan yang memengaruhi bagian tertentu dari bisnis penasihat kami yang mendorong pertumbuhan besar dalam beberapa tahun terakhir," tulis Juru bicara KPMG.

Adapun, KPMG merupakan bagian dari empat besar kantor akuntan selain Ernst & Young (EY), Deloitte, dan PricewaterhouseCoopers (PWC).

Baca Juga: Restrukturisasi Divisi Teknologi Iklan, Yahoo PHK 20 Persen Staf

Terus Berlanjut

Pemutusan hubungan kerja (PHK) seakan tak kunjung usai, bermula pada awal tahun ini, di dalam dan luar negeri. Dalih perusahaan melakukan PHK beragam, dari efisiensi biaya hingga terjerat kasus pidana.

Tidak hanya perusahaan rintisan alias startup berbasis teknologi di Indonesia, badai PHK juga dialami perusahaan besar mancanegara, seperti Amazon, Twitter, hingga Meta.

Untuk Amazon, misalnya. Sedikitnya 18 ribu karyawan terdampak PHK dengan dalih memburuknya kondisi ekonomi global belakangan ini. 

Baca Juga: Amazon Bakal PHK Belasan Ribu Karyawan Awal Tahun 2023

CEO Amazon Andy Jassy sudah mengatakan dalam memo yang dibagikan perusahaan ke karyawan, pekerja yang terdampak kebijakan PHK mencakup mereka yang mengisi posisi HRD dan toko Amazon.

Teranyar, marketplace jual beli mobil Moladin juga melakukan hal serupa. Moladin terpaksa melakukan PHK terhadap 360 karyawan atau 11 persen dari total karyawannya di Indonesia.

Editor


Komentar
Banner
Banner