bakabar.com, JAKARTA - Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) bukan istilah baru bagi kita. Namun, belum semua kalangan paham bagaimana cara mencegah hal ini terjadi.
Mengenali pola pelaku KBGO tentu jadi salah satu kunci. Dan berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi potensi terkena KBGO:
1. Jangan share foto vulgar
Anda pasti ingin berbagi hal spesial dengan orang-orang tersayang. Namun nyatanya KBGO banyak terjadi pada lingkup relasi paling dekat.
Sepanjang 2021 SAFENet mencatat ada 677 kasus KBGO yang terdiri dari lima belas jenis.
Dari fakta tersebut, maka memikirkan ulang untuk saling berbagi foto-foto intim sebaiknya mulai dipikirkan, karena kita tidak pernah tahu apa saja yang akan terjadi di depan, bukan?
2. Amankan akun-akun pribadi Anda
Tentu hal ini sangat berkaitan juga dengan keamanan digital, dalam praktiknya perlindungan data pribadi masih belum jadi prioritas utama Pemerintah Indonesia.
Meski Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi kini sudah mulai jadi jadi topik yang kencang, namun pada kenyataannya, masih banyak KBGO yang justru memakan korban.
Mengamankan akun sosial media adalah cara paling standar yang bisa kamu lakukan untuk menghindari peretasan. Autentikasi dua langkah bisa jadi pilihan agar akun-akun pribadi Anda aman.
Mengganti password secara berkala, juga rajin memperbaharui kode autentikasi juga bisa menjaga akun mu agar lebih aman. Hindari menggunakan password yang sama, atau saling berbagi password.
3. Yuk cek dulu
Merekam atau mengambil gambar intim dengan tanpa izin juga termasuk dalam tindak KBGO. Tindakan ini banyak terjadi di hotel, ruang ganti atau bahkan toilet umum.
Maka, ada baiknya jika kita memperhatikan dengan seksama ruangan tersebut. Quick scan bisa jadi pilihan.
4. Buat langkah mitigasi
Tidak ada yang ingin terkena KBGO, namun jika Anda jadi korban, apa langkah yang bisa dilakukan?
Pertama, tenangkan diri terlebih dahulu. Kedua, jangan pernah merespon secara impulsif serangan digital yang Anda dapat.
Cukup dengan simpan bukti-bukti, lalu Anda bisa hubungi layanan bantuan hukum seperti LBH Apik, Safenet, atau Komnas Perempuan, agar Anda tahu langkah apa yang bisa diambil selanjutnya.
