bakabar.com, BATULICIN – Polisi membeberkan awal terkuaknya sosok pelaku pembunuhan di Warung Sate Ida, Desa Barokah, Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu.
“Awalnya si SAM (tersangka) memang diketahui hanya tinggal bersama si korban yang tak lain adalah tantenya sendiri,” ungkap Kapolres Tanah Bumbu, AKBP Himawan Sutanto Saragih, melalui Kasi Humas, AKP H I Made Rasa, didampingi Kasat Reskrim, Iptu Wahyudi, Selasa (31/8).
Kali terakhir, hanya SAM yang dititipi oleh anak korban untuk merawat ibunya yang sedang sakit.
“Jadi awalnya itu memang tidak ada orang lain selain tersangka. Dia cuman tinggal berdua dengan si korban,” jelasnya.
Kecurigaan pun muncul meski SAM ikut menghadiri pemakaman korban, keesokan harinya.
Setelah melakukan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara, polisi kemudian memeriksa SAM.
Hasilnya, upaya persuasif polisi membuahkan hasil. Melalui pendekatan yang panjang, SAM pelan-pelan mengakui telah membunuh tantenya sendiri.
“Kita lakukan pendekatan dan akhirnya dia mengakui bahwa membunuh tantenya karena emosi spontan dan sakit hati,” ujarnya.
Sementara ini, motif pembunuhan belum mengarah ke aksi berencana.
“Karenanya, kami kenakan pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara,” pungkasnya.
Sebelumnya, SI atau Sugiati (53) ditemukan tewas di warung sate miliknya, Jalan Transmigrasi Plajau, Kilometer 2, Kamis 26 Agustus.
Sore itu, jasad Sugiati ditemukan oleh anak dan menantunya. Kondisinya mengenaskan. Bersimbah darah. Sekujur tubuhnya penuh luka tusuk. Sebuah pisau bahkan masih tertancap di dadanya.
2 hari kemudian, polisi menangkap SAM alias Samsudin Eko tak lain adalah ponakan Sugiati sendiri. Perantau asal Karang Anyar, Jawa Tengah ini sehari-hari bekerja di warung sate Sugiati.
“Ya sudah cukup lama dia bekerja di warung sate itu,” ujar salah seorang warga setempat.
Motif Pembunuhan
Geger! Mayat Wanita di Simpang Empat Tanbu, Penuh Luka Tusuk
Sore itu, sekira pukul 15.30, Samsudin masuk ke dalam warung sate sekaligus rumah Sugiati.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya: