Kabar Pasar

Awal Pekan, IHSG Ditutup Melemah Imbas Penurunan Saham Teknologi

Memasuki perdagangan pada awal pekan ini, Senin (10/4), IHSG ditutup melemah sebesar -21 poin atau minus 0,32 persen ke level 6.771.

Featured-Image
Ilustrasi IHSG di Bursa Efek Indonesia. Foto: Detik.com

bakabar.com, JAKARTA – Memasuki perdagangan pada awal pekan ini, Senin (10/4), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar -21 poin atau minus 0,32 persen ke level 6.771.

Pelemahan tersebut diakibatkan penurunan yang dialami oleh emiten di sektor teknologi. Total nilai transaksi yang diperdagangkan pada pedagangan hari ini sebesar Rp7,47 triliun.

“IHSG masih tampak lesu setelah mencatatkan return kontraktif dalam sepekan lalu hingga lebih dari sebesar minus 1,19 persen,” tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya.

Kontraksi tersebut dipicu oleh pelemahan emiten dari seluruh sektor. Tekanan pada IHSG sudah terjadi sejak dari bulan Maret. Padahal, indeks global tampak optimistis seiring dengan data penting Amerika Serikat yang dilaporkan mengalami penguatan.

Baca Juga: Awal Pekan IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Kawasan

Data pengangguran Amerika Serikat telah menunjukkan penurunan ke level 3,5% dengan tingkat partisipasi stabil. Demikian juga, dari sisi pendapatan untuk sektor bukan pertanian mengalami penurunan sejalan dengan rata-rata pendapatan yang secara tahunan melemah ke level 4,2%.

Hal itu mengindikasikan adanya pelemahan dari sisi pendapatan pekerja di Amerika. Sementara itu, pasar Asia terpantau bergerak variatif imbas dari peningkatan ketegangan antara China dan Taiwan. Ketegangan terjadi akibat keputusan China melanjutkan latihan militernya untuk hari kedua.

Pada saat yang sama, pasar komoditas mayoritas masih menunjukan penurunan. Saat ini harga emas, minyak, batu bara, tembaga dan CPO terpantau mengalami penurunan.

Baca Juga: Siap Melantai, Arsy Buana Travelindo Tetapkan Harga IPO Rp140 per Saham

Sementara harga gas mengalami kenaikan dan harga gandum mencatatkan kenaikan tertinggi dibandingkan komoditas lain.

“Meski demikian, saham dalam negeri masih mendapatkan katalis positif dari penguatan cadangan devisa negara,” jelasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner