bakabar.com, JAKARTA - Kandungan gas air mata yang ditembakkan petugas saat terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, diduga menyebabkan situasi semakin mematikan.
Tembakan gas air mata ini dilepaskan dengan tujuan untuk mengurai masa yang turun ke lapangan yang membuat kericuhan.
Namun bukannya melerai massa, justru situasi semakin dikepung oleh ancaman kesehatan bahkan kematian bagi para supporter yang terjebak di dalam stadion.
Asal Usul Gas Air Mata
Gas air mata ditemukan pertama kali oleh dua ilmuan asal Amerika dan Angkatan Darat AS pada tahun 1928 untuk mengatasi kerusuhan pada tahun 1959.
Istilah gas air mata mengacu pada cairan yang digunakan untuk membubarkan kerumunan atau kerusuhan.
Terlepas dari nama, gas air mata bukanlah gas, melainkan bubuk yang menciptakan kabut yang tersebar di udara melalui semprotan, generator kabut, geranat atau peluru.
Gas ini dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, mengganggu sistem pernafasan, pendarahan, bahkan bisa menyebabkan kebutaan.
Jenis-Jenis Gas Air Mata
Chloroacetophenone atau CN yang merupakan komponen utama dari agen aerosol mace dan banyak digunakan dalam pengendalian kerusuhan yang mempengaruhi mata.
Bubuk ini berperan sebagai partikel kecil yang dapat masuk ke dalam mata. Keluhan mata yang dirasakan biasanya ketika terkena ledakan gas air mata dalam jarak dekat sehingga membuat partikel tersebut masuk dan melukai mata.
Hal ini menyebabkan bengkaknya konjungtiva, lapisan kornea yang iritasi, gangguan pada penglihatan dan lapisan kornea menjadi keruh.
Serta Chlorobenzylidenemalononitrile atau CS yang merupakan senyawa berbentuk serbuk yang lebih aman dari CN.
Senyawa ini mudah menguap dalam bentuk gas, efek iritasi yang lebih kuat yang menyebabkan kekeruhan pada kornea dan radang konjungtiva yang bersifat sementar.
Selain itu, jika terpapar oleh gas jenis ini maka akan ada sensasi terbakar di saluran pernapasan dan menutup mata secara tidak sengaja, namun efeknya lebih cepat hilang.
Senyawa lain yang digunakan sebagai gas air mata adalah bromoaseton, benzil bromide, etil bromoasetat, xylyl bromide, dan α-bromobenzyl sianida.
Kandungan zat tersebut dapat menyebabkan sensasi yang menyengat, mengeluarkan air mata, membuat iritasi pada saluran pernapasan yang menyebabkan batuk dan tersedak.
Bahan kimia ini bereaksi dengan reseptor saraf sensorik yang menyebabkan rasa sakit dan rasa tidak nyaman pada mata, kulit hingga selaput lender yang efeknya bisa 30 menit hingga beberapa jam.
Penangaanan Cepat Bila Terpapar Gas Air Mata
Jika terkena gas air mata, penanganan yang dapat dilakukan di antaranya menjauhi tempat yang terkontaminasi gas tersebut dan mencari tempat dengan udara yang tidak terpapar gas air mata.
Biasanya, sekitar 45 menit, gejala tersebut akan membaik. Hal lain yang dapat digunakan dengan memberikan obat anti nyeri, antibiotic tetes, tetes mata anti radang atau salep mata.
Bersihkan bahan kimia paparan gas air mata dari kulit dengan mencuci tubuh memakai sabun dan air dalam jumlah banyak.
Jika mata terasa panas atau penglihatan kabur, bilas dengan air selama 10 hingga 15 menit. Bagi pemakai lensa kontak, lepaskan dan letakkan bersama pakaian yang terkontaminasi.