Bonus Demografi

Apa Itu Bonus Demografi dan Bagaimana Menyongsongnya?

Indonesia diprediksi mengalami bonus demografi pada tahun 2020 hingga 2030. Kondisi di mana penduduk usia produktif lebih banyak ketimbang usia nonproduktif.

Featured-Image
Ilustrasi Bonus Demografi (Foto: LPMGS)

bakabar.com, JAKARTA - Indonesia diprediksi mengalami bonus demografi pada tahun 2020 hingga 2030. Bonus demografi adalah kondisi di mana penduduk usia produktif lebih banyak ketimbang usia nonproduktif.

Setiawan dalam Mengoptimalkan Bonus Demografi untuk Mengurangi Tingkat Kemiskinan di Indonesia (2018) menyebut kelompok produktif yang dimaksud adalah berusia 15 sampai 64 tahun. 

Sedangkan, usia nonproduktif meliputi kelompok muda dengan rentang usia 0 hingga 14 tahun, juga kelompok usia lanjut yang berumur di atas 64 tahun. Dikategorikan tidak produktif lantaran kedua kelompok itu tak bisa menghasilkan produksi.

Ciri Bonus Demografi

Lebih lanjut, sebuah penelitian yang dipublikasikan Jurnal Visioner 12(2) menyebut sejumlah ciri yang menandakan bonus demografi. Salah satunya, dependency ratio atau rasio ketergantungan.

Dependency ratio adalah perbandingan yang menggambarkan perbandingan antara jumlah penduduk usia  nonproduktif (kurang dari 15 tahun dan di atas 64 tahun), dengan penduduk usia produktif (15 – 64 tahun).

Baca Juga: Perbedaan Fungsi Serum dan Moisturizer untuk Perawatan Kecantikan

Angka perbandingan itu menunjukkan beban tanggungan penduduk usia produktif terhadap penduduk usia nonproduktif. Jika angka rasio rendah, berarti penduduk usia produktif hanya menanggung sedikit penduduk usia nonproduktif.

Bonus demografi sejatinya dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan Indonesia sendiri, asalkan pemerintah mampu memenuhi sejumlah hal: menyesuaikan pertumbuhan penduduk dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta menyediakan lapangan kerja yang mampu menyerap penduduk usia kerja.

Jika kedua hal tersebut tak mampu dipenuhi, maka bonus demografi justru bakal menjadi hambatan bagi kemajuan Indonesia. Misalnya saja, menghambat transformasi digital dan revolusi industri, serta meningkatnya angka pengangguran.

Cara Memanfaatkan Bonus Demografi

Bonus demografi sejatinya dapat menguntungkan Indonesia, tepatnya dalamrangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi tingkat kemiskinan. Namun, manfaat itu tak serta merta diperoleh.

Setiawan dalam jurnlanya menjelaskan bahwa sedikitnya ada empat cara untuk memanfaatkan bonus demografi. Pertama, mengembangkan kualitas sumber daya manusia lewat pendidikan dan pelatihan.

Baca Juga: Menguak Misteri 'Time Traveler', Penjelajah Waktu Nyata?

Pemerintah mesti melakukan revitalisasi dan mengembangkan pendidikan kejuruan atau vokasi guna meningkatkan tenaga terampil, inovasi, dan kreativitas. Selain itu, bisa juga ditingkatkan melalui pendidikan nonformal, seperti pemberian kursus dan pelatihan di Balai Latihan Kerja.

Siasat yang kedua ialah memperluas pasar tenaga kerja. Bakal sia-sia jadinya bila tenaga kerja yang membludak tak mampu terserap oleh bursa kerja yang ada. Alih-alih memajukan ekonomi, kondisi ini justru meningkatkan angka pengangguran, di mana berujung melambungkan tingkat kemiskinan dan kriminalitas.

Cara selanjutnya adalah tetap mengontrol pertumbuhan populasi guna menjaga keseimbangan dependency ratio. Hal tersebut, salah satunya, bisa dilakukan dengan menggencarkan program Keluarga Berencana (KB).

Terakhir, pemerintah perlu meningkatkan taraf kesehatan penduduk usia produktif. Strategi ini bisa diwujudkan dengan meningkatkan kualitas asuransi kesehatan, juga mencanangkan kebijakan yang dapat mendukung kesehatan masyarakat.

Demikianlah sekilas pembahasan mengenai bonus demografi beserta cara memanfaatkannya. Dengan menilik kondisi Indonesia saat ini, bagaimana menurut Anda? Apakah Indonesia bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dengan bonus demografi?

Editor


Komentar
Banner
Banner