Makna Pemasangan Bleketepe
Dalam prosesi pernikahan adat Jawa, pemasangan bleketepe bukan sekadar pajangan yang ditempel tanpa maksud. Sejarawan dan pemerhati budaya Solo Heri Priyatmoko pun mengungkapkan makna pemasangan bleketepe dan perlengkapan lainnya.
"Masyarakat Jawa itu sifatnya, bisa meminta berkah melalui simbol-simbol lewat benda-benda. Pemasangan janur kuning dan lainnya itu mengandung arti, membawa sebuah makna dan harapan," kata Heri (8/6).
Misalnya janur kuning berarti mengandung harapan agar saat prosesi kedua mempelai nampak bersinar.
"Janur berasal dari kata nur, cahaya. Nur Illahi. Harapannya agar saat disandingkan si pengantin wanita tampak cemlorot, bersinar," kata Heri.
Sementara kata kuning menurut beberapa literatur menyebut bermakna sabda dadi, berharap semua perkataan bakal terwujud (kun fayakun-Nya Allah SWT) yang dihasilkan dari hati atau jiwa yang bening.
Janur kuning bermakna cita-cita mulia dan tinggi untuk menggapai cahaya Illahi dengan dibarengi hati yang bening. Begitu tinggi dan dalam filosofi janur kuning dalam prosesi pernikahan adat jawa.
Sementara tebu bisa diartikan sebagai mantebing kalbu atau mantapnya hati atau kalbu menuju bahtera rumah tangga. Cengkir atau buah kelapa yang masih muda bermakna kencenging pikir. Dengan berbekal cengkir, sang mempelai diharapkan mampu melewati ujian kritis dalam mempertahankan pernikahannya. Adapun pisang raja, maknanya sangat jelas yakni sebagai simbol dari raja.
Demikian penjelasan tentang apa itu bleketepe yang dipasang dalam prosesi pernikahan adat Jawa termasuk saat prosesi siraman dalam rangkaian acara pernikahan Kaesang dan Erina.