bakabar.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia akan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam secara efektif guna mengantisipasi tren global soal tingginya penggunaan produk ramah lingkungan (green product).
Menurut Luhut, sebagai negara yang kaya dengan bahan mineral dan sumber energi tidak terbarukan (batubara) dan terbarukan (hydropower, geothermal), Indonesia harus bisa mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam tersebut dengan memperoleh nilai tambah yang sebesar-besarnya.
“Sebagai negara kaya dengan mineral dan sumber daya alam, Indonesia harus mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam dengan nilai tambah sebesar-besarnya,” katanya dalam rapat virtual yang dihadiri oleh perwakilan ITB, UGM, PT INKA, PLN, dan BMKG seperti dilansir Antara, Senin (26/10).
Rapat virtual itu digelar untuk mendiskusikan berbagai elemen terkait penyusunan strategi hilirisasi sumber daya alam Indonesia serta pengembangan green product.
Selama 120 tahun terakhir, tren supercycle dari komoditas seperti base metals serta minyak bumi dan batubara disebabkan oleh industrialisasi dari Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Korea Selatan dan China.
Oleh karena itu, penting untuk mendorong hilirisasi sumber daya alam mineral di Indonesia untuk memanfaatkan next supercycle yang diperkirakan akan muncul dari tren perubahan kebijakan yang mengutamakan low carbon emission energy dan green product, global economic recovery, serta proses urbanisasi dari negara-negara berkembang.
Indonesia sendiri akan mengoptimalkan sumber daya energi terbarukan dan rendah emisi seperti hydropower yang dikombinasikan dengan kawasan industri untuk dapat mendorong proses industrialisasi yang menghasilkan produk-produk rendah emisi.
Pemerintah juga akan membentuk tim terpadu lintas kementerian/lembaga untuk menyusun strategi hilirisasi sumber daya alam Indonesia serta pengembangan green product, terutama menyiapkan skema insentif dan disinsentif agar mempercepat eksekusi serta keterlibatan sektor swasta.
“Selama ini Indonesia memiliki semua bahan-bahan baku, kita yang tidak pernah memperhatikan ini, hanya gali-gali dan ekspor. Berbagai jenis base metal memiliki peran tersendiri dalam aktivitas konstruksi dan industri.
Ini peluang kita untuk menggerakkan ekonomi dalam negeri,” ujar Luhut dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Senin.
Luhut menjelaskan dengan adanya inventarisasi dan strategi hilirisasi sumber daya mineral yang dimiliki Indonesia, maka akan sangat mudah mengelola dan memanfaatkannya untuk kepentingan dan kemajuan bagi Tanah Air, terutama di sektor industri dan energi.
Ia menjabarkan bahwa perubahan transisi ke low carbon saat ini dan masa mendatang tidak akan terelakkan serta semakin nyata. Hal ini terlihat dari permintaan pasar yang sudah semakin mementingkan aspek lingkungan dari sebuah produk.
Oleh karena itu minat dan keinginan investor untuk mengembangkan green product ini sangat tinggi.
“Saya melihat di market ini, mereka juga pengen supaya lingkungannya bagus, jadi low carbon energy itu mereka lihat. Sehingga China, Austalia, Jepang melihat peluang investasi dengan membuat hydropower di Kalimantan Utara dan Papua,” kata Luhut.
Luhut menambahkan, kini potensi hydropower yang melahirkan green product akan dibutuhkan negara maju sehingga Indonesia bergerak ke arah sana.
“Sekarang bagaimana kita membuat itu supaya efisien makanya saya minta ibu bapak dalam kesempatan ini dengan keahlian dimiliki, kita desain semuanya untuk bangsa kita,” sambungnya.
Luhut pun meminta perguruan tinggi untuk melakukan studi pemanfaatan potensi sumber daya alam itu. Pemerintah di sisi lain akan mendorong dari segi pembiayaan.
“Presiden memberikan green light (lampu hijau) untuk ini. Jadi kita mapping (petakan) hilirisasi mineral di Indonesia dalam pengembangan energi baru, kita lihat dari timah, biji besi, katoda, alumunium, tembaga, bayangkan kita ada semuanya, selama ini kita ekspor-ekspor saja. Saya lapor presiden kalau enggak sekarang, kapan lagi,” sebutnya.
Luhut menambahkan Kemenko Maritim dan Investasi kini sudah membuat dan menyusun strategi hilirisasi sumber daya alam Indonesia guna mengantisipasi trend low carbon dan akan disempurnakan secara berkala dengan melibatkan berbagai pihak, terutama akademisi.
Selain itu, lokasi pengembangan hilirisasi diarahkan di lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk mengoptimalkan insentif dan integrasi hilirisasi produk turunan.