Antisipasi Kekeringan

Antisipasi Kekeringan, Presiden Jokowi Ajak Petani Percepat Masa Tanam

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh petani di Tanah Air untuk mempercepat masa tanam padi setelah panen raya.

Featured-Image
Presiden Joko Widodo didampingi Mentan Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono memantau panen raya padi di lahan persawahan Desa Kartoharjo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (11/3). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh petani di Tanah Air untuk mempercepat masa tanam padi setelah panen raya. Ini ada kaitannya dengan ketersediaan air hujan, karena masih ada sehingga tanaman tidak alami kekeringan.

"Saya mengajak seluruh petani di Tanah Air, karena ini airnya masih ada, masih ada hujan, setelah dipanen jangan diberi jeda lama, langsung diolah lagi tanah, ditanam lagi," ujar Presiden Jokowi saat melakukan panen raya di area persawahan di Desa Kartoharjo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (11/3).

Presiden meminta keberadaan curah hujan yang masih turun di sejumlah Tanah Air harus dimanfaatkan untuk membantu pengairan sawah dan tanaman padi guna semakin menambah stok dan ketahanan pangan nasional karena sebentar lagi akan memasuki musim kemarau yang diprediksi lebih panjang.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menyatakan siap merealisasikan perintah Presiden Jokowi untuk dilakukan percepatan tanam padi setelah panen raya dengan bersinergi bersama para kepala daerah.

Baca Juga: Panen Raya, Presiden Minta Bulog Serap Gabah Petani Sebanyak-Banyaknya

Dari total lahan sawah 7,4 juta hektare, ditargetkan dilakukan percepatan tanam hingga seluas sampai 10 juta hektare.

"Lahan sawah kita sebenarnya 7,4 juta hektare, tapi luas tanam bisa lebih dari itu, dengan dilakukan percepatan tanam. Untuk lahan yang sudah panen jangan dikasih jeda terlalu lama karena air masih ada. Kami bersama Gubernur dan Bupati akan serempak melakukan langkah itu," kata Mentan YSL disela mendampingi Presiden Jokowi.

Menurut dia, panen raya padi nusantara yang kedua oleh Presiden Jokowi di Kabupaten Ngawi ini telah memberikan simbol panen bersama 1 juta hektare, walaupun data secara keseluruhan menunjukkan pada bulan Februari ini lahan yang panen mencapai seluas 1,20 juta hektare dengan perkiraan produksi 6,39 juta ton gabah kering giling (GKG), setara beras 3,68 juta ton.

Selanjutnya Maret seluas 1,70 juta hektare dengan produksi 9,14 juta ton GKG setara beras 5,26 juta ton, dan bulan April 1,15 juta hektare dengan produksi 6,09 juta ton GKG atau setara beras 3,51 juta ton.

Baca Juga: Mentan Pastikan Panen Raya Cukupi Kebutuhan Bulan Ramadhan

"Sehingga, kita berharap panen yang lebih cepat ini kita maksimalkan dan serentak dilakukan, karena kita menghadapi cuaca kemarau panjang. Walaupun ternyata saat panen ini, hujan masih ada sehingga anomali cuaca ini harus kita perhitungkan," katanya.

Lebih lanjut Mentan menyebutkan produksi padi di Kabupaten Ngawi jauh lebih tinggi yakni rata-rata mencapai 8 ton per hektare dibanding daerah lainnya hanya 6 ton per hektare. Padahal lahan di Kabupaten Ngawi bukan sawah irigasi, tapi menggunakan pompa air namun perlakuan petani cukup baik.

"Oleh karena itu, perintah Presiden untuk perbanyak dryer, power thresher, bahkan karena harga gabah lebih tinggi menggunakan mesin combine dibanding sabit, maka Presiden juga meminta untuk diperbanyak mesin panen combie dan kami siap sampai 1.000 unit menggunakan dana KUR untuk mendukungnya," kata dia.

Sementara sesuai data, luas panen pada Maret 2023 di Kabupaten Ngawi mencapai 32.676 hektare. Harga gabah saat ini di Kabupaten Ngawi untuk panen secara manual Rp4.700 sampai 4.900 per kilogram, sementara yang menggunakan mesin "combine harvester" bisa mencapai Rp5.000 sampai Rp 5.500 per kilogram.

Editor


Komentar
Banner
Banner